Struktur Bangunan Tak Harus Mahal
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Selasa, 17 Maret 2009 23:13
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 8423
- 17 Mar
Alhasil, sejak dipercaya sebagai pemimpin tahun 2005, kekompakan dan semangat untuk maju mulai terasa “ Karyawan disini saya anggap sebagai teman dan sahabat dekat. Saya sadar tanpa mereka kita bukan apa-apa, sehingga menghasilkan team work yang solid” jelasnya lagi.
Bagi pria kelahiran kota Kembang Bandung , 15 December 1971, tantangan dalam pekerjaan menjadikan dirinya lebih matang dalam memimpin. Kerja kerasnya telah membuahkan hasil. Kurun dua tahun, produk Onduline sudah berada di 18 provinsi. Itu karena ia turun langsung menangani semua permasalahan produk. Mulai dari perijinan, pengaturan kantor, sales dan marketing, hingga strategi bisnis Onduline ke depan. “Awalnya dulu masih sulit. Apalagi konsumen tanah air masih awam dengan produk yang kita pasarkan. Kultur masyarakatnya masih belum ‘melek’ desain,” paparnya.
Budi menjelaskan, konsumen yang membeli atap Onduline, selain dapat fungsinya, satu lagi yang didapat konsumen adalah desain produk itu sendiri. “Dulu kita mengetahui kalau produk atap hanya berfungsi sebagai penahan panas dan hujan saja. Tapi kini fungsinya bertambah lagi, yaitu sebagai pemanis bangunan”.
Ketika bencana gempa dan tsunami melanda Aceh, Onduline turut membantu masyarakat Aceh untuk membangun rumah mereka. Penghargaan yang datang bukan hanya dari masyarakat Aceh saja, tapi juga datang dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono karena Onduline membantu percepatan recovery Aceh pasca tsunami.
“Kami hanya membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Dan hanya itu yang bisa kami lakukan. mudah-mudahan produk kami bermanfaat untuk mereka,”katanya.
Sedikit bicara properti, Budi optimis meski krisis finansial melanda pasar global, namun sektor properti tanah air mampu bertahan. “Berkaca pada pengalaman krisis sebelumnya, saya sangat yakin kita mampu melewati semuanya. Walau masih belum terasa imbasnya, tapi kita harus berjaga-jaga. Kalau sektor properti saya juga sangat yakin tidak akan runtuh seperti cerita kebanyakan orang,” imbuhnya.
Menurutnya, sektor properti tanah air mampu bertahan kalau pemerintah berkomitmen membangun rumah untuk rakyat. “Sejujurnya saya melihat, developer kecil lebih mampu bertahan dari pada yang besar. Itupun karena yang kecil ada program bantuan berupa subsidi dari pemerintah. Tapi kalau hanya bisa di beli orang berduit, sama sekali tidak berguna,” katanya.
Kembali berbicara Onduline, hangatnya isu pemanasan global juga sudah diantisipasi oleh Onduline. Onduline yang terbuat dari bahan dasar Bitumen atau aspal sangat ramah lingkungan. Diproduksi dengan teknologi tinggi untuk dapat menghasilkan produk berkualitas yang mampu bertahan lama.
Contohnya, setelah terpasang, Onduline mampu menahan beban statis hingga 900 kg. Kalau mau di tambah pemanas air atau alat lain cukup aman kok. Karena diproduksi dengan teknologi tinggi, Budi berani menjamin produknya mampu bertahan selama 30 tahun. Di Indonesia sendiri, tahun 2008 target penjualan Onduline sudah melampaui target penjualan. “Kira-kita sudah mencapai lebih dari 1 juta meter persegi. Kami mencoba strategi lain untuk lebih mensosialisasikan atap Onduline ini,”
Menciptakan hubungan yang harmonis antara karyawan, pabrik, distributor, dan end user bukan hanya menjual produk semata. Budi sadar, dengan membangun tali silaturahmi yang baik akan terjalin rasa persaudaraan yang kuat.
Ditengah kesibukannya, hobbi bermain golf bersama rekan dan kolega tak menjadikan dirinya lupa akan keluarga. Budi selalu menghabiskan waktunya bersama keluarga tercinta di rumah. “Selain jadi tempat peristirahatan, rumah adalah tempat segala-galanya. Semua kegiatan dan aktivitas bisa saya lakukan di rumah”.
Kedepannya, Budi berharap kalau atap Onduline sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang mengerti akan fungsi dan estetika sebuah produk bahan bangunan. “Memang banyak dipasaran jenis dan merek atap kita bisa dapatkan dengan harga yang bervariasi pula. Yang saya lihat, saat ini masyarakat sudah mulai melihat estetika dari sebuah produk bahan bangunan.
Jadi mereka menyesuaikan warna dan desain dengan bentuk bangunan. Sehingga rumah selain nyaman juga terlihat lebih indah”.