RAMAH LINGKUNGAN DI HUNIAN TROPIS
- Kategori Induk: ARSITEKTUR & DESIGN
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Jumat, 17 April 2009 17:08
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 45179
- 17 Apr
Terletak di derah Cinere Depok, rumah ini didesain dalam gaya tropis modern, yang sangat memanjakan lingkungan untuk menjadi bagian darinya.Menyisakan halaman depan dan belakang merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk dekat dengan lingkungan. Halaman depan yang luas diolah dengan tatanan lansekap sederhana. Selain itu, bukaan-bukaan lebar menjadi prioritas utama di rumah ini, untuk menghadirkan pencahayaan dan penghawaan alami secara maksimal. Kesan ramah dan terbuka mencoba dihadirkan lewat penggunaan pagar transparan yang didesain natural namun tetap memperhatikan faktor keamanan.Lahan berbentuk trapesium yang bagi sebagian orang dianggap kurang baik, ternyata berlaku sebaliknya bagi arsitek rumah ini, Mathilda K Siahaan. Arsitek melakukan langkah estetis dan fungsional desain dalam merespon masalah. Bidang depan yang luas dimanfaatkan untuk mengolah tampak secara leluasa, yang didominasi oleh material batu Kebumen, Bagian depan rumah yang menghadap ke barat, disiasati dengan memblok sinar matahari sore melalui bidang dinidng yang membingkai jendela, hingga mengurangi efek matahari secara langsung. Sementara permainan tinggi rendah bangunan, maju mundur bidang serta penempatan menara, dimaksudkan untuk menampilkan tampak bangunan yang dinamis. Karenanya, tapak sengaja ditinggikan 120 cm,- kecuali area garasi- hingga membentuk split level pada penataan ruang dalam.
Salah satu daya tarik rumah ini adalah penempatan ruang tamu yang terpisah dari bangunan induknya. Bentuk ruang persegi, atap tumpuk dengan posisi simetri terhadap bangunan induk menjadikan keberadaan ruang tamu menonjol. Dikellilingi oleh air, ruang tamu ditata dengan cantik. Seperangkat kursi tamu dan untaian kain bersulam di sudut ruangan mengisi tatanan interiornya.
Sepenggal jalan berlapis beton sikat menghantar menuju ruang tengah yang merupakan ruang keluarga dan ruang makan. Ruangan yang luas dibiarkan menyatu untuk dua fungsi. Perletakan furnitur seakan menjadi batas maya yang memisahkan secara simetri antara ruang keluarga dan ruang makan. Di ruang keluarga ini terdapat rak partisi, yang selain sebagai tempat pajangan aneka aksesoris dan tempat tv juga sebagai pembatas ke arah ruang kerja. Ruang kerja merangkap perpustakaan pribadi didesain nyaman dan fungsional.
Dari ruang tengah dan ruang kerja ini, dapat dinikmati taman dan kolam renang di halaman belakang. Teras belakang yang dilengkapi perangkat kursi ini menjadi tempat favorit keluarga dan kerabat untuk bersantai di sore hari.
Ruang keluarga, teras dan taman belakang yang mengalir berkesinambungan berhasil menciptakan kenyamanan. Hal ini sebagaimana harapan pemilik rumah yang menginginkan suatu tempat yang dapat mempererat persaudaraan.
Menyoal lahan yang berbentuk trapesium, rumah ini memanfaatkan setiap sudut atau celah yang terbentuk, menjadi elemen interior. Semisal pembuatan furnitur builtin pada lemari buku dan meja komputer, untuk menutupi bentuk lahan yang miring. Juga dengan bentukan ruang pada level bordes yang dimanfaatkan sebagai gudang dan ruang tanki air.
Sementara itu, kehadiran menara yang saat ini berfungsi sebagai ruang doa, bertujuan mengakomodasi dua kebutuhan sekaligus. Pertama, lingkungan masih asri yang sayang apabila tidak dimanfaatkan. Pemilik rumah menginginkan suatu ruang yang dapat memandang lepas ke lingkungan sekitar. Karenanya menara memiliki bukaan lebar ke segala arah.
Dan yang kedua adalah menjadikan tampak bangunan dinamis. Menurut arsiteknya, menara merupakan final touch kala membuat sketsa rumah ini. Baginya, terasa ada sesuatu yang kurang pas apabila menara dihilangkan, yang mungkin juga merupakan subyektifitas arsiteknya. Tapi nampaknya kita semua setuju, bahwa pendapatnya merupakan suatu obyektifitas. Kehadiran menara memang menjadikan bangunan terlihat lebih “hidup”.