Nuansa Alami DI RUMAH MODERN
- Kategori Induk: ARSITEKTUR & DESIGN
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Jumat, 29 Januari 2010 17:33
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 3500
- 29 Jan
ditangkap kala memasuki kediaman
keluarga Tonno Supranoto di daerah
Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Ya,
dengan luas lahan sekitar 900 m2 memang
memungkinkan untuk menghadirkan nuansa
hijau di hunian ini. Sejak awal Tonno yang alumni
fakultas teknik jurusan arsitektur,universitas
Indonesia memang berkeinginan untuk
menerapkan ruang terbuka yang cukup besar
di huniannya. Suasana yang asri menjadi prioritas
utama, sebagai langkah kecil dalam mengimbangi
banyaknya hutan beton di bumi Jakarta.
Lahan yang luas di rancang dengan
menerapkan massa bangunan di bagian pinggir
lahan untuk mengoptimalkan pengolahan.
Sedangkan area tengah difungsikan sebagai
ruang terbuka berupa taman, kolam renang dan
carport. Pencapaian dibedakan menjadi dua,
yaitu main entrance dan side entrance. Masuk
melalui main entrance, tamu akan diarahkan
menuju ruang tamu. Sedangkan untuk anggota
keluarga dan kerabat, akan masuk lewat side
entrance dan selanjutnya menuju ke carport.
Dan ternyata, masuk melalui side entrance akan
mendapatkan sajian visual yang menarik, melalui
pengolahan lansekapnya yang apik.
Memang, kekuatan utama rumah dua lantai
ini terletak pada pengolahan lansekap di area
tengah lahan. Kolam renang, taman, dan deretan
pergola berlatar bangunan rumah menjadi
sajian yang sayang untuk dilewatkan. Kondisi ini
juga didukung dengan tanaman merambat di
area carport yang tumbuh dengan rimbunnya
sehingga menambah kesan sejuk dan rimbun.
Massa bangunan berbentuk letter L,
melingkupi ruang terbuka di bagian tengahnya.
Bangunan yang dirancang secara menerus,
dibedakan menjadi bangunan utama (rumah
induk), studio musik dan bangunan pendukung
yaitu ruang serba guna. Banyaknya kegiatan
yang menuntut kebutuhan ruang cukup besar
seperti pengajian, mendorong Tonno untuk
menyediakan ruangan khusus yang memiliki
akses pencapaian tersendiri. Ruang serba guna
ditempatkan di lantai dua sedangkan lantai
bawahnya berfungsi sebagai garasi.
Bersebelahan dengan ruang serba guna,
terdapat studio musik yang dipersiapkan untuk
menunjang kegiatan JMono, putera pertama
pasangan Tonno dan Srie yang kebetulan adalah
seorang pemusik, yang tergabung di grup band
Alexa yang sedang naik daun. Selain berkiprah
sebagai bassist di Alexa, JMono juga aktif
membina band-band pendatang baru.
Dari carport, terdapat pergola yang menaungi
pedestrian menuju rumah utama. Desain pergola terlihat
menarik. Atapnya terbuat dari bahan fleksiglas, dipadu
dengan stainless steel pada rangka atapnya. Konstruksinya
pun cukup unik, karena kolom-kolom penyangganya
terbuat dari beton dan pipa yang dibalut dengan ijuk
yang terkesan sangat natural dan alami.
Melintasi pedestrian seakan menjadi atraksi pembuka
yang menyenangkan sebelum memasuki rumah utama.
Deretan pot berisi tanaman palem dan batu koral,
mengiringi langkah di pedestrian yang makin menambah
kesan asri. Dan, bersisian dengan pedestrian, terdapat
kolam renang yang menjadi point interest area ini.
Memasuki ruang dalam, terlihat ruang-ruang
dibentuk dalam besaran yang cukup luas. Ruang tamu,
ruang keluarga, ruang makan, pantry, kamar tidur utama
ditempatkan di lantai satu. Sementara di lantai dua,
terdapat ruang duduk, ruang baca serta tiga kamar tidur
untuk ketiga buah hati Tonno dan Srie yang berprofesi
sebagai notaris.
Sedikit yang membedakan dari tatanan
rumah pada umumnya adalah, adanya
area performance di lantai satu. Berbentuk
panggung setinggi 60 cm, area ini berfungsi
sebagai tempat menyalurkan bakat
kreativitas bagi Jmono dan kedua adiknya
Agra Cesarienne Pradito (Dito) dan Astrid
Safiera Pradipta (Astrid) bersama rekanrekannya,
misalnya untuk berlatih musik.
Di depan panggung tersedia area yang
sengaja dibiarkan kosong, yang berfungsi
sebagai tempat menyaksikan kreativitas
tersebut.
Demi keleluasaan pula, lubang void
didesain tepat di area ini, sehingga live music
pun dapat dinikmati dari lantai dua.
Menapaki satu demi satu ruangan yang
ada di rumah ini, dapat dirasakan adanya
benang merah secara keseluruhan. Dalam
tatanan interior, penggunaan warna-warna
terang dapat ditemukan pada beberapa
sudut ruangan yang dianggap eye cathing.
Seperti ruang keluarga di lantai satu yang
mengaplikasikan warna oranye.
Selain itu, dalam penataan kamar tidur,
masing-masing dilengkapi dengan kamar
mandi serta wardrobe yang menyatu di
dalamnya. Tatanan ini menghasilkan ruang
yang lapang dalam area tempat tidur.
Desain masing-masing kamar tidur tampil
sesuai dengan kebutuhan dan kepribadian
masing-masing penghuni kamar. Semisal
kamar tidur si bungsu Astrid, yang tampil
dalam dominasi warna oranye dan ungu
sesuai dengan warna favoritnya.
Sementara itu untuk tampilan eksteriornya, rumah ini
menerapkan kaidah arsitektur tropis secara kental. Atap
miring, bukaan yang banyak dan hadirnya elemen lansekap
mendukung kondisi yang diharapkan. Tampilan fasad rumah
dihiasi deretan bukaan yang tampil seragam, semisal dalam
hal bentuk jendela, teralis dan pintu.
Bersantai di sudut teras belakang rumah ini kala sore hari
hingga malam menjelang, menjadi kegiatan yang sangat
menyenangkan. Menikmati kebersamaan bersama keluarga
besar, merupakan rutinitas yang kerap dilakukan keluarga ini
terutama saat weekend tiba. Ya, di luar sana Jakarta boleh macet
dan gersang oleh hutan beton. Namun di rumah ini, suasana
alami tetap dapat dinikmati tanpa harus jauh-jauh pergi ke
Puncak. “ It’s really,….. home… sweet home ”.