Cantiknya Gaya Simple Etnik
- Kategori Induk: ARSITEKTUR & DESIGN
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Sabtu, 19 Jun 2010 20:19
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 3084
- 19 Jun
Tak terlihat sesuatu yang menonjol. Namun, kala kita menapakkan kaki ke ruang dalamnya, akan terlihat sesuatu yang berbeda. Gaya simpel etnik, menjadi pilihan dalam tatanan interior sebuah hunian di bilangan Bona Indah, Jakarta ini.
Adalah sang nyonya, Wati Hasmoro, yang memiliki peran besar dalam menata interior rumah. Wati adalah penyuka barang-barang etnik, lukisan dan artwork yang memiliki cita rasa seni. Tak heran, di setiap sudut rumahnya, terpajang dengan rapi barang-barang koleksinya.
Diawali dari ruang tamu mungilnya. Sentuhan etnik terlihat pada beberapa koleksinya seperti beberapa pajangan dan 2 buah peti kuno yang ditempatkan bersanding dengan kursi bergaya senada. Dinding ruang tamu dicat warna merah, dengan gurat-gurat tekstur kasar pada finishing-nya.
Selanjutnya terdapat ruang makan yang menyatu dengan pantry. Warna merah kembali dipilih menghiasi interior. Dinding pantry dilapis keramik warna merah menyala, kontras dengan lemari kabinet yang berwarna off white. Perangkat meja makan berbentuk bujur sangkar, melengkapi tatanan di area ini. Ada yang unik dari meja makan ini. Permukaan meja makan terbuat dari kaca patri bergambar lekuk tubuh wanita. Tak heran, jika meja makan ini menjadi sangat berat.
Menyatu dengan ruang makan, terdapat ruang keluarga. Di area ini, ada sesuatu yang menarik perhatian. Yaitu perangkat tempat tidur China kuno yang difungsikan sebagai lemari pajang. Sejatinya, lemari pajang penuh ukiran berbahan kayu jati tersebut memiliki ukuran layaknya tempat tidur pada umumnya. Namun kemudian, tempat tidur tersebut dimodifikasisedemikian rupa, menjadi lemari pajang yang cantik untuk meletakan berbagai koleksi barang etnik seperti guci dan beberapa aksesoris cantik lainnya.
Masih di ruang yang sama, di sudut ruangan ditempatkan seperangkat meja berbentuk bundar lengkap dengan kursinya. Area ini bersifat multifungsi, sebagai tempat bersantai, membaca buku, hingga sebagai ruang kerja. Ruangan dibiarkan terbuka dan berbatasan langsung dengan halaman belakang. Kondisi ini membuat ruangan menjadi terang dan jauh dari hawa panas. Tak heran, ruangan ini menjadi favorit Wati dan keluarga.
Sementara itu di lantai dua, ruangan ditata tak kalah menariknya. Di area tengah yang berfungsi sebagai ruang santai , dipajang berbagai koleksi barang etnik hingga ruangan tampil bak mini gallery. Untuk memperkuat kesan santai, sebuah karpet terhampar di tengah ruangan, dilengkapi dengan bantal untuk bersantai. Dan untuk memberi ekspresi berbeda, dinding ruangan dicat dan dikombinasikan dengan berbagai warna terang dengan teknik emboss pada finishing-nya.
Bagi sang nyonya rumah, mendekor ulang interior rumah dalam jangka 2-3 bulan sekali seakan menjadi sebuah tuntutan dan kebutuhan. Merupakan kepuasan pribadi, kala pernak-pernik dan hiasan dinding ”berputar” dari satu sudut ke sudut ruang yang lain. Anda ingin mencobanya?