Kondominium Menengah Berkonsep Hijau
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Kamis, 08 Mei 2014 18:10
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 2080
- 08 Mei
Meski dipasarkan dengan harga relatif terjangkau, bukan berarti tak dapat mengadopsi konsep green properti. Tantangan inilah yang hendak di jawab oleh Sky Terrace – sebuah kon-dominium yang terletak di pusat bisnis Jakarta Barat. Sky Terrace adalah sebuah kondominium berkonsep lagoon dengan tiga tower berkapasitas 500 unit yang dihadirkan PT. Fajar Surya Perkasa (PT. FASSA) di jantung perumahan Daan Mogot Baru ( DMB ).
Terkait konsep properti hijau, PT. FASSA berusaha mengadopsi sesuai karakteristik bangunan. Kombinasi antara tampilan modern tropis dengan banyak bukaan pada bangunan dengan sistem ventilasi silang yang diadobsi pada seluruh koridor di setiap lantai, membuat kondominium ini tergolong hemat energi, lantaran konsumsi listrik disiang hari dapat diminimalisir. Bukaan kaca pun tak terlalu banyak, serta menggunakan panasap blue – jenis kaca warna biru, yang membuat ruangan terasa lebih teduh di siang hari.“
Tak hanya itu. Seluruh unit menggunakan homogenous tile sebagai pelapis lantai, termasuk pada one bedroom. Penggunaan paving block pada area terbuka, dimaksudkan untuk memudahkan air hujan meresap sekaligus menjaga ketersediaan air tanah secara berkesinambungan. Juga tersedia area sewage treatment plan seluas 300 m2, guna mengolah air limbah menjadi air bersih untuk menyiram tanaman demi menjaga keasrian lingkungan Sky Terrace. Dengan demikian, terbukti kondominium kelas menengah pun dapat mengadopsi konsep green properti – sesuai tren global saat ini “, papar Juan Panca Wijaya – GM Marketing PT. FASSA.
Solusi Akomodasi, Sekaligus Berinvestasi
Selain sesuai dengan gaya hidup modern, kondominium yang dibangun dengan melibatkan berbagai perusahaan konsultan ternama ini merupakan solusi bagi mereka yang bekerja di sekitar Daan Mogot. Disepanjang jalan Daan Mogot, terdapat tak kurang dari 65 perusahaan multi nasional.
Dengan membeli unit residensial di Sky Terrace, maka masalah akomodasi bagi karyawan maupun relasi bisnis yang datang berkunjung dapat teratasi. Fasilitas pun lengkap tersedia, sehingga penghuni merasa bagai tinggal di sebuah apartemen papan atas. “ Lokasi yang terletak dekat bandara, membuat Sky Terrace lebih menarik bagi pengunjung dari luar Jakarta sebagai tempat tinggal sementara, dibandingkan menginap di budget hotel berukuran 18 meter persegi. Selain lebih nyaman lantaran unit yang ditempati berukuran lebih besar, juga dapat menikmati berbagai fasilitas – termasuk TV Kabel dan koneksi internet.
Secara matematis, bila disewakan senilai Rp 6 juta/bulan saja, pemilik unit akan break event hanya dalam waktu 5 tahun. Masuk akal jika kondominium ini sangat diminati, termasuk oleh mereka yang telah lebih dulu berhuni di DMB,“ papar Juan Panca, GM PT. FASSA
Laris Manis
Di sisi lain, suku bunga kredit kepemilikan apartemen saat ini relatif stabil di kisaran 12 persen. Sedangkan tingkat pengembalian investasi kondo yang terletak pada lokasi strategis rata-rata 20 - 25 persen per tahun – alias jauh lebih tinggi dibanding bunga deposito yang hanya berkisar antara 9 - 10 persen per tahun.
Tak heran, jika angka penjualan Sky Terrace terus meningkat. Tower Uluwatu telah terjual lebih dari 95 persen. Bahkan Tower Sanur, telah sold out. Sedangkan Tower Pecatu, telah terserap 75 persen. Terkait harga, saat ini harga jual telah meningkat 35 persen di banding harga perdana. Hal yang wajar, karena wujud fisik Sky Terrace yang megah mulai dapat dinikmati konsumen maupun para pengunjung DMB.Bagi konsumen yang berminat untuk berinvestasi, tersedia 3 mock – up di lantai enam setiap tower guna memudahkan konsumen merasakan aura nikmatnya tinggal di kondominium ini.
Hanya saja, alokasi hunian yang tersedia diperkirakan akan segera habis terpesan sebelum tahun 2013 berakhir. Adapun proses hand over ke tangan konsumen, akan mulai dilakukan mulai Januari 2014 secara bertahap. Kondisi ini, membuat secondary market bergairah. Fluktuasi harga unit pun terjadi sesuai mekanisme pasar. Bagi konsumen yang jeli, tentu tak akan menunda pembelian, karena keuntungan yang lebih besar tentunya dapat diperoleh bila mampu membeli langsung dari pengembang. Bagaimana dengan Anda ?