Strategi Baru di Akhir Tahun

Berharap mengulang sukses dengan melakukan strategi jitu pemasaran tiap akhir tahun, banyak pengembang mulai pasang kuda-kuda. Gimmick yang menarik jadi andalan dan jargon jualanpun mulai dipasang.

Sebagian proyek pembangunan rumah untuk masyarakat menengah ke bawah diprediksi tersendat, menyusul kenaikan suku bunga Bank Indonesia menjadi 9,5 persen. Sebagian pengembang memilih menunda pembangunan proyek baru untuk mengamankan likuiditasnya Pasar properti yang paling terkena dampak dari krisis global, adalah perumahan skala menengah. Pasar properti untuk skala menengah sangat rentan dengan fluktuasi suku bunga kredit.
Menurut Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI), Teguh Satria, kenaikan BI rate telah memicu kenaikan suku bunga kredit bank untuk KPR dan kredit konstruksi. “Rata-rata (suku bunga) naik sebesar 2-3 persen,” ujarnya. Ia menambahkan kini suku bunga kredit untuk KPR dan konstruksi rata-rata mencapai 14-17 persen dari sebelumnya 12-14 persen per tahun.
Sedangkan Menurut Ketua Dewan Pimpinan Daerah Real Estat Indonesia (DPD REI) Jawa Barat Hari Raharta Sudrajad, kenaikan suku bunga kredit akan bepengaruh pada tingkat daya beli konsumen properti. “Oleh karena itu, sebagian pengembang kini cenderung menunda investasi baru guna menjaga likuiditas,” katanya.
Disisi lain, sebenarnya kebutuhan masyarakat akan hunian masih sangat tinggi. Begitu pula bagi investor yang gemar menanam uang di properti. Dua faktor ini masih membuat bisnis ini semakin marak tiap tahunnya. Hanya saja, daya beli dan tingginya suku bunga KPR, membuat langkah konsumen dan investor tertahan dalam posisi wait and see.  
Untuk itu , saat ini pengembang harus memiliki strategi jitu agar dapat melakukan penjualan secara cepat antara lain dengan subsidi bunga, tidak menaikkan harga, memberikan diskon tambahan, dan bila perlu melakukan obral (banting harga) , agar harga jual bisa sesuai dengan ekspektasi dan daya beli konsumen .
Nah, kondisi ini sebenarnya merupakan saat paling tepat untuk berinvestasi. Pengembang rela untuk tidak untung besar demi menjaga cash flownya. Di sisi lain, bagi konsumen dan investor, kondisi ini jelas tidak memberatkan dan sesuai dengan daya beli mereka. Bagi konsumen yang cerdik membaca peluang, momentum ini seharusnya dimanfaatkan untuk membeli produk properti , terlebih mengingat harga properti yang stabil , bahkan cenderung meningkat dari waktu ke waktu , sehingga selain untuk tempat tinggal juga dapat menjadi pilihan investasi yang sangat menguntungkan.

The Gilimanuk
Tiap tahun, perumahan ini mengembangkan fasilitas kota di dalam hanya untuk penghuni. FASSA mengembangkan kawasan seluas 70 ha ini menjadi sebuah kota mandiri karena lokasinya yang sangat strategis di jalan Daan Mogot Raya, Jakarta Barat dan akan dilintasi jalan Tol JORR W1 (Ulujami-Kebon Jeruk) dan W2 (Kebon Jeruk-Penjaringan) serta sudah beroperasinya busway koridor III Kalideres-Harmoni semakin mempermudah aktivitas penghuni.
Cluster The Gilimanuk, Respon pasar terbilang cukup bagus. Diatas lahan 1,5 ha dibangun sebanyak 40 unit seharga Rp. 1,4 miliar hingga 2,8 miliar pun laku terjual. “Walau pembangunan masih berkisar 80 persen, responnya sangat bagus sudah mencapai 95 persen lho,” tambah Juan.
Hal demikian sudah dirasakan juga oleh sekitar 1.500 kepala keluarga yang menghuni Daan Mogot Baru. Semua serba ada dan serba dekat. “Ibaratnya semua fasilitas hanya selangkah dari rumah “ ujar Juan kembali.
Seperti pusat bisnis seperti Mall Matahari Puri-Daan Mogot, Rumah Sakit Hermina, Sekolah Dian Harapan dan lainnya. Bahkan bisa di bilang Daan Mogot Baru merupakan satu-satunya kawasan perumahan seluas 70 ha di Indonesia yang memiliki fasilitas selengkap sebuah kota. 

Taman Cileungsi
Menjamurnya perumahan mewah di wilayah Cibubur dan sekitarnya, tidak lantas menyurutkan minat pengembang membangun perumahan murah bagi masyarakat kebanyakan. Salah satunya adalah Perumahan Taman Cileungsi yang dikembangkan oleh PT Metropolitan Land.
Di tengah krisis global yang ditakurkan menghantam bisnis property dalam negeri, perumahan Taman Cileungsi tak terlalu khawatir. Dengan menawarkan DP yang dapat dicicil sebanyak enam kali dan angsuran selama 36 kali, sudah pasti semakin mempermudah konsumen memiliki rumah.
Prospek kedepan, Cileungsi sekarang sudah berkembang pesat. Untuk Akses, angkutan umum dari berbagai tempat sudah banyak yang mencapai kawasan ini, Untuk mencapai perumahan ini tidaklah sulit, selain melalui Jalan Tol Jagorawi keluar pintu tol Cibubur juga bisa melalui Pintu Tol Cibitung Jalan Tol Jakarta-Cikampek. “Tinggal di kawasan berkembang sangat banyak keuntungannya. Selain fasilitas publik lebih mudah, harga rumah yang sudah dibeli juga menjadi investasi yang menguntungkan,” ungkat Nitik. Harga rumah di Cileungsi dipastikan tak akan turun sehingga menjadi salah satu investasi menguntungkan. Kendaraan umum ke Cileungsi juga sudah banyak pilihan. Selain bus trans Cibubur, juga tersedia bus AC Cileungsi-Blok M, Cileungsi-Kalideres, dan Cileungsi-Senen. Sedang angkutan jarak dekat tersedia cukup banyak pula (lihat daftar angkutan umum). Jadi, tinggal di Cileungsi, mengapa tidak.

Lokasi Dan Lokasi
Lokasi merupakan pertimbangan utama bagi konsumen dalam menentukan pembelian rumah, perkembangan pembangunan kawasan juga mempunyai nilai penting bagi konsumen. Terlebih dengan rencana pembangunan ruas tol yang di rencanakan pemerintah daerah masing-masing.
Beberapa pengembang di Jabodetabek menawarkan ke semua calon konsumennya sesuatu yang belum mereka miliki. Mulai dari kenyamanan, harga terjangkau dan fasilitas memadai. Berbagai gimmick mereka gembar-gemborkan. Tapi ada sebagian yang tak menggunakannya.
Ambil contoh Perumahan Daan Mogot Baru di Jakarta Barat. Potensi kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat sebagai Kota Mandiri terus tumbuh dan menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi di kawasan yang berbatasan langsung dengan provinsi Banten .
FASSA mengembangkan kawasan seluas 70 ha ini menjadi sebuah kota mandiri karena lokasinya yang sangat strategis di jalan Daan Mogot Raya, Jakarta Barat dan akan dilintasi jalan Tol JORR W1 (Ulujami-Kebon Jeruk) dan W2 (Kebon Jeruk-Penjaringan) serta sudah beroperasinya busway koridor III Kalideres-Harmoni semakin mempermudah aktivitas penghuni.
Peluang yang diambil Daan Mogot Baru (DMB) dinilai sangat jitu dan strategis. Dilihat dari ceruk pasarnya, segmen yang dibidik menengah hingga menengah atas, ternyata mempunyai peluang yang sangat besar di kawasan itu.
“Permintaan akan segmen itu masih besar, makanya kami terus berinovasi dan terus membangun sesuai dengan master plan saja,” papar Juan Panca, General Manager PT Fajar Surya Perkasa, pengembang Daan Mogot Baru.
Contohnya ketika meluncurkan Cluster Gilimanuk dan The Gilimanuk. Respon pasar terbilang cukup bagus. Untuk Gilimanuk saja, diatas lahan 1,5 ha akan dibangun sebanyak 40 unit seharga Rp. 1,4 miliar hingga 2,7 miliar pun laku terjual. “Walau pembangunan masih berkisar 60%, respon nya sangat bagus lho,” tambah Juan.
Ini diikuti pula dengan perkembangan kawasan yang semakin lengkap dengan fasilitas bak sebuah kota. Nilai investasi ikut melonjak naik. Lihat saja harga tanah disana sudah mencapai Rp. 3,8 juta per meter perseginya. “Ya, itu konsekuensi dari pesatnya pembangunan sebuah kawasan mandiri,” tutur Juan kembali.
Di kawasan Timur, tepatnya di sepanjang kawasan Cibubur-Cileungsi, salah satu bagian wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan sebagian Bekasi, tumbuh sebagai kota baru. Kawasan dengan luas ribuan hektar tersebut, sejak tahun 1997 mulai terlihat menjadi sebuah kota megah. Bahkan, beberapa pengembang enggan menyebut Cibubur-Cilenugsi sebagai bagian dari empat kota tersebut, tetapi sebagai kota mandiri di selatan Jakarta.
Untuk akses dari dan menuju kawasan Cibubur-Cileungsi,  dapat ditempuh kurang dari 45 menit melalui jalan tol Jagorawi. Sedangkan dari Kota Depok sebagai kota satelit juga tak terlalu jauh, kurang dari 20 menit.
Apalagi bila pembangunan Jakarta Outer Ring Road (JORR) di bagian selatan selesai dibangun. Otomatis akses ke sana akan semakin mudah dan cepat. Inilah yang akhirnya menjadi magnet bagi para pengembang untuk berlomba mengembangkan kawasan tersebut.
Tidak aneh bila pembangunan kawasan hunian, niaga, supermarket, dan sarana, serta fasilitas lainnya terus berlangsung di sana. Setidaknya, di Jalan Raya Cibubur-Cileungsi berderet ruko, supermarket Hero Supergrand, Mal Cibubur, Arundira, restoran seperti Bakmie Japos, Mc Donald’s. Sarana publik dan pendidikan juga mulai berkembang. Sarana pendidikannya bertaraf internasional seperti Sekolah Global Mandiri dan Sekolah Unggul St William.
Kawasan permukiman yang sudah ada di sana yang hingga kini masih terus dikembangkan. Salah satu diantaranya adalah perumahan Taman Cileungsi. Perumahan dengan luas lahan mencapai 130 hektar, mulai dikembangkan pertama kali tahun 2004. Hingga kini, telah terbangun sebanyak 2500 unit rumah dengan tingkat hunian mencapai 1800 unit. Di Taman Cileungsi sendiri, pembangunan terbagi dalam 7 sektor, empat sektornya sudah terbangun dan tiga sisanya menyusul.
“Bisnis perumahan sederhana tetap menarik, terbukti dengan masih banyaknya permintaan rumah kelas mengenah ke bawah dari konsumen. Karena itu, PT Metropolitan Land terus berupaya menggarap peluang tersebut melalui kehadiran Taman Cileungsi,” Kata Ir Nitik Hening Muji Raharjo, General Manajer PT Metropolitan Land, pengembang Perumahan Taman Cileungsi. Ia cukup optimis pemasaran rumah di Taman Cileungsi akan berhasil. Pasalnya, selain pasarnya masih potensial untuk digarap, selain memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri seperti lokasinya yang strategis dan mudah dijangkau oleh sarana transportasi, kelengkapan fasilitas di sekitar perumahan juga lengkap.
“Lokasi Taman Cileungsi sangat mudah dijangkau karena dekat dengan fly-over Cileungsi yang merupakan persimpangan dari jalan akses alternatif Cibubur dan jalan raya Narogong, Bekasi.
Meski dampak dari krisis financial global masih belum menyentuh sektor perumahan rakyat, pelambatan mulai merasuki sub - sektor pergudangan. Diakui, bisnis pergudangan yang terkait erat dengan bisnis global pun mulai gamang dengan keadaan ekonomi saat ini . Tingkat sewa gudang sejak krisis melanda diprediksi menurun dikarenakan banyak pengusaha mulai tak mampu membayar sewa gudang. Dan mereka pun menyatakan dirinya diambang kebangkrutan. Dengan demikian, proyek mana yang mampu bertahan melewati badai krisis, akan menuai sukses.