Optimisme Tinggi Lewati Krisis

Prospek sektor properti pada tahun 2009 diperkirakan masih tetap bergairah. Tetapi mengingat hantaman krisis keuangan global, akan terjadi pelambatan di segala sektor. Diperlukan peran aktif pemerintah agar pasar tetap bergairah, khususnya likuiditas perbankan.

Karakteristik sektor properti tanah air sangat peka terhadap perkembangan indikator ekonomi makro seperti : laju inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi. Saat elemen indikator tersebut remuk dihantam krisis dari luar, semua pihak memang menahan diri, namun jangan terlena terlalu lama karena bisnis harus terus berjalan.  
Menteri Negara Perumahan Rakyat M. Yusuf Asy’ari saat membuka seminar Forwapera Business Talk II yang mengambil tema ‘Peran Perbankan Dalam Menggerakan Sektor Perumahan Di Tengah Krisis dan Likuiditas Ketat’ di Hotel Novus, Puncak, Jawa Barat, Sabtu, mengatakan hantaman krisis keuangan global dan ketatnya likuiditas perbankan nasional, memang sangat berpengaruh pada demand and supply sektor perumahan di Indonesia untuk tahun 2009 ini.
“Semua pihak harus yakin kalau sektor properti sebagai salah satu instrumen investasi tetap yang terbaik akan tetap bergairah. Untuk saat ini saja backlog perumahan sudah mencapai angka 7,5 juta unit dengan tambahan mencapai 800 ribu unit per tahun. Jadi kebutuhan perumahan di Indonesia masih sangat besar. Tinggal bagaimana lembaga pembiayaan mempunyai kemampuan untuk menyalurkan kreditnya,” ujar Menpera.
Menpera juga mengatakan, menyikapi perkembangan kondisi perekonomian saat ini, pemerintah terus berupaya untuk memberikan insentif baik pada sisi pasokan maupun sisi permintaan. Langkah ini menurut Menpera untuk mewujudkan iklim lebih kondusif serta mendukung upaya peningkatan pasokan di pasar perumahan. Senada dengan Menpera, setyo maharso selaku ketua DPD REI DKI, “pengembang tetap optimis tahun 2009 sektor Proprti masih proswpektif, karena kebutuhan rumah terus meningkat tiap tahunnya.”

RSH Dan Rusunami
Memperhatikan indikator yang ada, maka diprediksikan pertumbuhan sektor perumahan tahun 2009 meski mengalami beberapa pelambatan di segmen menengah atas, tetap tumbuh secara signifikan. Apalagi kebutuhan rumah sederhana sebanding dengan tingkat pertumbuhan ekonomi.
Fenomena ini tak lain karena adanya tawaran menarik bagi konsumen. Pengembang berani memberikan subsidi bunga dan cash back yang menggiurkan. Hampir seluruh proyek perumahan menengah di kawasan Depok, Bekasi dan Tanggerang berani memberikan subsidi bunga hingga 5%. Belum lagi cash back yang akan di terima konsumen saat membeli dengan hard cash.
“Langkah yang diambil pengembang menengah dengan melakukan subsidi bunga sebesar 5% dapat membantu perbankan untuk menyalurkan kredit lebih cepat. Karena dengan demikian penyerapan kredit semakin besar, dan pertumbuhannya semakin bergairah” ujar Deni Daruri, Pengamat Perbankan.
Sedangkan untuk tingkat penyerapan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tahun 2009, akan sangat tergantung dari kemampuan dan kesiapan perbankan untuk menyalurkannya. “ Subsidi pemerintah ke sektor perumahan membutuhkan kredit pendamping dari perbankan agar penyerapannya optimal sekitar Rp13 triliun,” ujar Menpera.
Sedikit berbeda dengan RSH, Rusunami melalui program 1000 menara mencoba melihat ceruk pasar yang masih kosong di tengah kota. Untuk tahun 2009 ini pasokan baru sebesar 60% berlokasi di Jakarta dan sisanya di pinggiran. Hal ini karena tingginya tingkat urbanisasi. Meski gembar-gembor kenaikan BBM sempat membuat pembangunan rusunami di beberapa lokasi mengalami keterlambatan.
Menyadari bahwa pola pemodalan dalam membangun apartemen murah ini tidak bisa dari “kumpulan” uang muka pembelian, maka pengembang memilih ajuan pinjaman ke bank.
Contohnya proyek East Park yang berlokasi  di Jl KRT Radjiman, di antara perumahan Jatinegara Baru dan Jatinegara Indah, Klender, yang dibangun pengembang yang sama, Grup Cakra Sarana.
Alasan di bangunnya East Park kata Direktur Operasional Grup Cakra Sarana Setyo Maharso, karena ada pasar yang belum

Jatinegara Indah
Terletak di Jl. KRT. Radjiman, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Mulai ditawarkan kepada konsumen pada tahun 2002. Luas lahan total kurang lebih 30 ha, dengan total unit yang rencananya akan terbangun kurang lebih 1300 unit. Fasilitas memadai akan dibangun seperti kolam renang, lapangan tenis, sport center.
Pembangunan terbagi dalam empat cluster dengan unit masing-masing mencapai 200-300 unit. Saat ini pembangunan di Jatinegara Indah memasuki tahap dua dan tiga. Sedangkan ditahap satu semua unit telah terbangun. Kini tinggal menghabiskan sisa unit di tahap dua 30 lagi. Targetnya akhir tahun 2009 harus sudah habis terjual. Untuk kepemilikan, Jatinegara Indah bekerjasama dengan BNI, BTN dan Niaga.

Pesona Metropolitan
Proyek terbaru dari Perum Perumnas yang akan dilansir ini menempati posisi atas di kawasan Rawa Lumbu Bekasi, Jawa Barat. Meski Perumnas belum mengeluarkan angka pasti soal harga jualnya, namun dipastikan Pesona Metropolitan akan menjadi sebuah kawasan pemukiman dan komersial baru seluas 22,6 hektare, sekaligus menjadi model alternatif dari kawasan pemukiman yang telah dikembangkan oleh Perum Perumnas selama ini.
Pesona Metropolitan dibangun serentak sebanyak empat cluster dengan total unit mencapai 600 unit.  Dengan demikian, dibangunnya proyek Pesona Metropolitan membuktikan kemampuan dan peningkatan pelayanan dari Perum Perumnas pada konsumen.

The Jimbaran Residence
Menjadi idaman setiap orang untuk bisa menetap di perumahan dengan fasilitas lengkap. Selain nyaman juga dekat dengan pusat bisnis terpadu. Perumahan Daan Mogot Baru di Jakarta Barat adalah alternatif hunian atau pilihan investasi yang cukup menarik.
Di sini kita masih menemukan lingkungan tenang dengan udara bersih serta rimbunnya pepohonan, sesuatu yang sangat jarang didapatkan di kota seperti Jakarta. Mengusung tema “Kota dalam Kota” ini maka selain perumahan di sini juga dilengkapi beragam fasilitas dan area komersial atau pusat bisnis yang lengkap.
Di antaranya fasilitas rumah sakit, sekolah berkualitas internasional, sport centre, rumah kantor (rukan), rumah toko (ruko) sebanyak 900 unit, Mal Matahari, serta apartemen. Uniknya, di perumahan ini para penghuni bisa cukup dengan berjalan kaki ke pusat bisnis dan pusat belanja yang memang sudah ramai.
FASSA kembali meluncurkan produk terbarunya, Cluster The Jimbaran Residence. Luas lahan yang disediakan seluas 1,5 hektare dengan 100 unit rumah berkonsep smart home. The Jimbaran Residence ditawarkan dengan harga mulai dari Rp936 juta hingga tertinggi mencapai 1,5 miliar.
Dengan sistem cluster tersebut maka keamanan dan kenyamanan para penghuni terjaga selama 24 jam non stop. Pasalnya, setiap cluster hanya memiliki satu gerbang keluar masuk. Yang juga tidak kalah menarik di Perumahan Daan Mogot Baru jalan-jalan dibuat lebar dengan saluran air di kiri dan kanan jalan. Ini disadari oleh pengembang untuk memberi kenyamanan pemukiman. Dengan cara demikian maka sejak awal pembangunan di tahun 1993, perumahan ini tidak pernah sekalipun terkena banjir karena saluran air selalu dijaga kebersihan dan diatur sistemnya.tergarap dan jumlahnya cukup besar. Pasar yang dimaksud adalah peminat daerah tersebut.

 

Office Space
Dibanding dengan negara lain, perkantoran di Jakarta relatif stabil. Survey yang dilakukan Colliers International, bursa perkantoran di Jakarta masih aman dan stabil. Hanya mengalami penurunan yang rendah dari tingkat tarif sewanya saja, khususnya yang menggunakan Dollar. Sedangkan tarif sewa dengan nilai rupiah tetap stabil. Tarif sewa pada perkantoran primier di Jakarta berkisar di 14,4 US Dollar/sqm/month kuartal ketiga tahun 2008. Itupun termasuk ketiga terendah di kawasan Asia Pacific.
Rendahnya tarif sewa di Jakarta salah satunya karena tingginya tingkat vacancy sebesar 12%. Menurut data, hal ini menjadikan Jakarta mencapai peringkat kelima dengan tingkat vacancy tertinggi. Lihat saja pada koridor TB.Simatupang-Pondok Indah, meski tarif sewa menggunakan Dollar, tingkat vacancy tetap tinggi. Kemungkinan akan menggeser pasar yang ada di CBD di tengah kota.
Sedangkan tingkat occupancy secara keseluruhan naik sebesar 79% di tahun 2004 menjadi 89% di akhir bulan April 2008. dan tingkat sewa pun ikut terdongkrak hanya 4% selama kurun waktu tersebut. Dan tingkat kebutuhan pasokan baru mencapai 530.000 m2 hingga akhir 2009.
Aksi jual pada gedung strata-title yang sudah ada terjadi pada gedung kantor di area Kuningan dan Thamrin, dengan kisaran luas lantai antara 500 m2 - 1,350 m2. Pembeli dari ruang kantor ini berasal dari sektor ritel dan sektor perbankan. Sementara itu, total luas lantai dalam transaksi penjualan untuk masing-masing gedung yang dalam tahap pembangunan pada kuartal ini berkisar antara 2.000 m2 sampai 7.000 m2.
Prospeknya hingga akhir 2010, diperkirakan pasokan baru sekitar 336.200 m2 akan memasuki pasar perkantoran di CBD Jakarta. Sekitar 50% diantaranya berasal dari pasokan mendatang yang ada di area Kuningan sini. Makanya kami yakin sepadan Satrio-Kuningan sangat prospektif.

Pusat Belanja
Sektor komersial, khususnya pusat belanja akan tumbuh di kota-kota sedang (500.000 – 1.000.000) baik di Jawa maupun di luar Jawa. Kuatnya pola konsumtif menjadikan pertumbuhan pusat belanja naik ke level tertinggi di tahun 1997-2001. Namun, gelombang konsep strata tittle di pusat belanja mulai menggeser occupancy dari 86% di tahun 2003 menjadi 88% di tahun 2007. 
Stagnasi pusat belanja sudah terlihat sejak 2007 lalu. Pusat belanja memang tak semarak sektor perumahan dan perkantoran. Tingkat kejenuhan terlihat pada akhir 2007 dengan beroperasinya beberapa pusat belanja di Jakarta. Konsep pusat belanja segmen menengah seperti ITC masih mampu bertahan di bandingkan Plasa atau Mall. Begitu pula dengan segmen atas. Pusat belanja dengan konsep mixed used mulai dapat menyerap pasar hingga 90%.
Dan diperkirakan, pusat belanja untuk segmen menengah akan tetap tumbuh di sekitar Jakarta karena naiknya tingkat ekonomi kawasan tersebut yang sudah mulai menggeliat aktif seiring dengan perbaikan infrastruktur kawasan.
Menurut pengamat properti Panangian Simanungkalit optimistis sektor properti masih menjanjikan keuntungan. Meski pasokan dari pengembang terbatas, permintaan properti di Indonesia tetap tinggi. “Nilai aset properti di sini selalu meningkat, terus naik, berbeda dengan negara lain,” ujarnya.
Tingginya tingkat permintaan untuk sektor properti, menjadikan peluang untuk kembali membangun proyek baru. Apalagi pernyataan dari pemerintah yang akan mengalokasikan dana subsidi segar sebesar Rp13 triliun untuk KPR RSH dan KPA Rusunami. Akan tetapi sikap wait and see dari pengembang dan investor membuat mereka lebih selektif meneruskan pembangunan atau pun membangun proyek baru. 
Bila dibandingkan dengan negara lain, sektor properti Indonesia masih mampu bertahan melewati badai krisis. Tinggal kebijakan apa saja yang akan dikelurakan pemerintah mengeluarkan mengenai perekonomian Indonesia tahun 2009 ini? Kita tunggu saja.

Office Space
Dibanding dengan negara lain, perkantoran di Jakarta relatif stabil. Survey yang dilakukan Colliers International, bursa perkantoran di Jakarta masih aman dan stabil. Hanya mengalami penurunan yang rendah dari tingkat tarif sewanya saja, khususnya yang menggunakan Dollar. Sedangkan tarif sewa dengan nilai rupiah tetap stabil. Tarif sewa pada perkantoran primier di Jakarta berkisar di 14,4 US Dollar/sqm/month kuartal ketiga tahun 2008. Itupun termasuk ketiga terendah di kawasan Asia Pacific.
Rendahnya tarif sewa di Jakarta salah satunya karena tingginya tingkat vacancy sebesar 12%. Menurut data, hal ini menjadikan Jakarta mencapai peringkat kelima dengan tingkat vacancy tertinggi. Lihat saja pada koridor TB.Simatupang-Pondok Indah, meski tarif sewa menggunakan Dollar, tingkat vacancy tetap tinggi. Kemungkinan akan menggeser pasar yang ada di CBD di tengah kota.
Sedangkan tingkat occupancy secara keseluruhan naik sebesar 79% di tahun 2004 menjadi 89% di akhir bulan April 2008. dan tingkat sewa pun ikut terdongkrak hanya 4% selama kurun waktu tersebut. Dan tingkat kebutuhan pasokan baru mencapai 530.000 m2 hingga akhir 2009.
Aksi jual pada gedung strata-title yang sudah ada terjadi pada gedung kantor di area Kuningan dan Thamrin, dengan kisaran luas lantai antara 500 m2 - 1,350 m2. Pembeli dari ruang kantor ini berasal dari sektor ritel dan sektor perbankan. Sementara itu, total luas lantai dalam transaksi penjualan untuk masing-masing gedung yang dalam tahap pembangunan pada kuartal ini berkisar antara 2.000 m2 sampai 7.000 m2.
Prospeknya hingga akhir 2010, diperkirakan pasokan baru sekitar 336.200 m2 akan memasuki pasar perkantoran di CBD Jakarta. Sekitar 50% diantaranya berasal dari pasokan mendatang yang ada di area Kuningan sini. Makanya kami yakin sepadan Satrio-Kuningan sangat prospektif.
Taman Cileungsi
Meski kawasan Cibubur-Cileungsi di padati oleh perumahan segmen menengah atas, peluang segmen bawah masih sangat besar. Lihat saja perumahan Taman Cileungsi yang di kembangkan oleh PT Metropolitan Land.
Dengan penawaran berupa DP yang dapat dicicil sebanyak enam kali dan angsuran selama 36 bulan, sudah pasti semakin mempermudah konsumen untuk segera memiliki rumah di kawasan yang prospektif. Kisaran harga rumah di Taman Cileungsi mulai dari Rp88 juta untuk tipe Mandar 22/72 hingga tipe besar Flamingo 40/98 dijual dengan harga Rp170 juta.
Kawasan Cibubur-Cileungsi sendiri memiliki prospek kedepan yang sangat cerah karena memiliki akses yang mudah di jangkau. Tengok sepanjang jalan Trans Yogi yang menuju lokasi, padat dengan aktifitas mulai dari pusat belanja, pendidikan, rumah sakit dan lain sebagainya. “Tinggal di kawasan berkembang punya banyak keuntungan. Selain fasilitas publik mudah dijumpai. Kemudian yang kami tawarkan adalah memiliki rumah idaman yang terjangkau,” ungkap Ir. Nitik Hening Muji Raharjo, General Manager PT Metropolitan Land.

East Park
Grup Cakra Sarana membangun rusunami East Park. Lokasi di Jl KRT Radjiman, di antara perumahan Jatinegara Baru dan Jatinegara Indah, Klender. Diatas lahan seluas 3,5 hektar itu, terdiri atas 3 twin tower rusunami yang pembangunannya dibagi dalam dua tahap. Setiap tower setinggi 12 lantai dan merangkum 550 unit rusunami. Pada tahap pertama ditawarkan sejumlah 1.700 unit, terbagi dalam empat tipe, yakni tipe 21 (studio), 24 (one bedroom), 33 (two bedroom), dan 34 (two bedroom).
Harganya dipatok mulai dari Rp87 juta sampai Rp144 juta. Menilik harganya, maka semua unit apartemen di sini pembiayaan kepemilikannya bisa mendapat subsidi. East Park dibangun, kata Direktur Operasional Grup Cakra Sarana Setyo Maharso, karena ada ceruk pasar yang belum tergarap dan jumlahnya cukup besar, yaitu peminat daerah tersebut yang tidak mampu membeli rumah di Jatinegara Baru dan/atau Jatinegara Indah, dan hingga November 2008 sudah terjual 80persen. “Saya optimis 3 tower bisa habis dalam waktu dua tahun,” ujar Maharso dengan nada yakin.