Hunian dekat pusat bisnis
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Jumat, 14 Mei 2010 17:28
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 1746
- 14 Mei
Jarak bukan lagi alasan bagi pengembang untuk memasarkan sebuah hunian. Karenanya mereka pun giat mengeluarkan jurus memikat untuk konsumen. Salah satunya adalah menampilkan kawasan perumahan dekat pusat kegiatan atau bisnis. Barangkali dengan mengedepankan strategi demikian konsumen pun mendapat kemudahan. Siasat pengembang bisa dimaklumi, lantaran mereka sudah mengerti akan kesadaran konsumen untuk memiliki hunian dekat dengan pusat bisnis. Jadi, mereka pun giat melakukan ekspansi agar kemudian para konsumen bisa mendapatkan alternatif dalam memilih hunian.
Komplek hunian yang berada di lokasi dekat pusat bisnis harus diakui punya nilai lebih jika dibandingkan dengan yang lain. Karena aspek kedekatan itulah acapkali menjadi gimmic marketing sebuah pengembang perumahan. Selain aspek lokasi dekat dengan pusat bisnis, variabel lain untuk menarik konsumen adalah fasilitas lainnya seperti sekolah, sarana olahraga, hingga pusat perbelanjaan.
Harga dan tipe hunian yang ada pun relatif beragam. Dari yang tipe rumah terkecil hingga rumah berukuran besar semuanya tersedia dengan harga yang bervariasi. Hal ini sesuai dengan segmen pasar yang mereka bidik, yakni golongan masyarakat kelas menengah dan atas. Yakni, selain karyawan, ada juga yang berprofesi sebagai pengusaha dan profesional yang punya mobilitas tinggi.
Pengamat properti dari Indoproperty Real Estate, Hary Jap, bilang peluang bisnis properti di lokasi dekat pusat bisnis, tidak semata didominasi oleh bisnis perumahan. “Sesungguhnya masih banyak peluang lain yang bisa digarap. Seperti halnya proyek properti terpadu yang menunjang aktivitas bisnis,” jelasnya.
Selain itu maraknya pengembang membangun hunian di dekat pusat bisnis, bukanlah tren. Tetapi lebih pada sejauh mana insting pengembang mampu memanfaatkan lahan yang ada, untuk menunjang kebutuhan yang berhubungan erat dengan aktivitas bisnis.
Dimana Saja Kawasannya
Kawasan yang memiliki tipikal hunian yang dekat kawasan bisnis biasanya menjadi kontributor utama bagi daerah-daerah di Jakarta. Di luar kawasan tersebut, sejumlah pengembang pun merambah daerah-daerah pinggiran Jakarta, sebut saja Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Bahkan kawasan Serpong dan Tangerang pun tak luput menjadi incaran mereka.
Asumsi inilah yang agaknya menjadi “pegangan” bagi pengembang untuk menggarap proyek-proyek hunian dekat pusat bisnis. Jakarta misalnya, bagian barat termasuk yang paling cocok menjadi lahan garapan baru pengembang karena adanya dukungan fasilitas yang cukup memadai, terutama aksesibilitas jalan yang mumpuni. “Infrastruktur di Jakarta Barat ini sudah cukup siap. Selain akses tol Jakarta-Merak dan tol dalam kota, daerah ini memiliki kelebihan karena tidak terkena aturan kawasan 3 in1 (Three in one), sehingga akan mempermudah mobilitas bisnis para penghuni perumahan,” tutur Anton Sitorus pengamat properti dari Jones Lang Lasalle (JLL). Tak hanya itu, pengoperasian jalan tol lingkar luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) ruas Kebon Jeruk-Penjaringan juga menambah nilai jual kawasan tersebut.
Anton mengingatkan kawasan barat memiliki potensi, infrastruktur, dan cadangan tanah yang cukup besar ketimbang wilayah lain di ibukota. Begitu pula halnya dengan kawasan di Jakarta lainnya, boleh di bilang wilayah utara, pusat, dan selatan sangat baik untuk investasi karena akses infrastrukturnya sudah memadai.”Tren lokasi rumah dekat pusat bisnis saat ini justru mengarah pada satu kawasan terintegrasi,” tandas Anton.
Nilai jual Proyek
Data sebuah perusahaan riset properti menunjukkan dari sekitar 500 kawasan hunian di kawasan Jabodetabek, 50 proyek diantaranya dibangun dekat atau terintegrasi dengan pusat bisnis. Ini membuktikan bahwa dekat pusat bisnis menjadi salah satu nilai jual bagi sebuah proyek properti. Sebab harga jual rumah yang dekat dengan pusat bisnis bakal naik berlipat-lipat. “Nanti investasinya bakal kembali, pengembang akan membebankan kepada konsumen, tetapi konsumen juga tidak akan keberatan dengan harga rumah yang ditawarkan jika aksesnya bagus,” ungkap Setyo Maharso, Ketua REI DKI.
“Sesungguhnya masih banyak peluang lain yang bisa digarap. Seperti halnya proyek properti terpadu yang menunjang aktivitas bisnis.”
Tak hanya pengembang di Jakarta saja, sejumlah pengembang lain pun ramai-ramai membangun properti dekat pusat bisnis. Mereka bilang sebagian besar motivasi mereka karena nilai investasi di kawasan perumahan seperti itu akan menjulang. PT Alfa Goldland Realty, pengembang perumahan Alam Sutera di Serpong misalnya, membangun perumahan terpadu dengan pusat bisnis. Begitu pula halnya dengan Perumahan Kota Deltamas yang dibangun oleh PT Pembangunan Kota Deltamas. Faktanya, kawasan perumahan itu kemudian berkembang dengan cepat. Langkah serupa juga dilakukan oleh pengembang Perumahan Telaga Cibinong (PTC) di kawasan Bogor. Komplek hunian yang berdiri di atas lahan seluas 1,8 Ha ini, memiliki kawasan aktivitas niaga dan bisnis bagi para penghuninya.
Satu yang tergres adalah proyek hunian vertikal yang akan dikembangkan oleh PT Fajar Surya Perkasa. Kabarnya, hunian vertikal ini akan dipasarkan medio Juli 2010. Sedangkan pembangunan fisiknya akan mulai berjalan pada Febuari 2011 mendatang. ”Ke depannya, aktivitas bisnis dari sekitar 1.500 KK yang telah tinggal di kawasan Daan Mogot Baru akan semakin mudah,” papar Juan Panca Widjaja, General Manager perumahan DMB.
Pendeknya, memiliki hunian yang terletak dekat pusat bisnis, akan menjadi keunggulan tersendiri bagi konsumen dan praktis akan mendongkrak nilai jual proyek.