Harga Sebuah Exsklusivitas
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Jumat, 29 Januari 2010 18:13
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 1958
- 29 Jan
kawasan hunian yang berada dekat dengan
laut ataupun danau, pasti penilaiannya
adalah orang-orang yang berduit tebal alias kelas
atas. Secara pragmatis, selain lokasi tentu saja
harga rumahnya pun super premium sehingga
menunjukkan bahwa pemiliknya adalah pebisnis
sukses nan mapan. Bisa dibayangkan, segala
fasilitas maksimum di peroleh disini, mulai dari
penjagaan keamanan nonstop 24 jam, hingga
pelayanan khusus layaknya suster kepada sang
pasien.
Hebatnya lagi, ada yang menilai pemukiman
seperti itu justru dijadikan sebagai semacam
obyek wisata. Tengok saja, sejak dekade 1990
lalu pembangunan pemukiman bertema pantai
sudah menular di Jakarta. Mulai dari Pantai
Indah Kapuk, pantai Mutiara, dan Puri Marina.
Lokasi wisata umumnya menjadi pertimbangan
pengembang mewujudkan rumah bertema
pantai. Pada sisi lain, peminatnya umumnya
datang dari kalangan yang fanatik dengan
kemapanan serta pertimbangan lokasi serta
akses.
Tetap Jadi Selling Point
Lantas apa yang menjadi daya tarik utama
pemukiman bernuansa resort?. Menurut Roysan
Aruan, Kepala Departemen Pengembangan
Usaha Properti PT Pembangunan Jaya Ancol,
yakni pengembang Puri Marina, daya tarik utama
permukiman di tepi pantai khususnya di Jakarta
karena lokasinya yang strategis serta aksesnya
yang cepat. Meski tetap menjadi selling point,
suasana pantai hanya memberi kontribusi kecil
terhadap kecenderungan konsumen membeli
rumah di kawasan itu.
Tentang lokasi, kawasan Ancol memang
dekat dengan sentra bisnis Mangga Dua dan
Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pintu
gerbang kegiatan bisnis. Di kawasan itu, mobilitas
barang dan manusia sangat tinggi. Lalu, selain
dekat dengan sentra perdagangan, lokasi itu
juga mudah dijangkau. Pintu jalan tol, baik dari
arah barat maupun timur, kini sudah dibuka
dan memudahkan orang masuk dan keluar dari
perumahan-perumahan tadi.
Laris manis perumahan bernuansa resort di
Jakarta juga menyangkut semacam fanatisme.
Bila segmen konsumen properti dibagi secara
geografis, antara Jakarta Utara dan Jakarta Selatan,
orang dari selatan cenderung menganggap
wilayah utara panas dan sulit air. Tapi, bagi
orang yang terbiasa tinggal di wilayah utara dan
terbiasa hidup dekat dengan tempat kerjanya,
menurut mereka, Jakarta Utara adalah tempat
yang paling strategis. Orang-orang dari utara itu
tidak bisa mengerti mengapa orang-orang dari
Jakarta Selatan mau menghabiskan waktunya
berjam-jam di jalanan yang macet hanya untuk
pergi dan pulang kerja.
Simbol Kemapanan
Pilihan yang didasarkan alasan pragmatis
itu tentu saja mengingatkan kita dengan sikap
para kaum berduit tebal lantaran, bisa jadi,
permukiman tersebut sebagai perwujudan
keberhasilan hidup dan simbol kemapanan para
pebisnis sukses daripada pilihan gaya hidup.
Wajar saja, kata Firman Ramadhani, Assisten
Promotion Manager PT Pembangunan Jaya
Ancol, sekitar 98 persen penghuni Puri Marina
adalah pebisnis keturunan Tionghoa.
Sebagai simbol kemapanan bisnis, harga
perumahan tepi pantai tentu saja tinggi. Bila
Anda mau membeli unit tanah per kaveling di
kawasan Jakarta Utara, harganya sudah sekitar
Rp 5 juta per meter persegi. Sementara itu, untuk
bisa tinggal di Townhouse Puri Marina (semacam
apartemen kecil) seluas 60 meter persegi dan
berkamar tidur dua, pembeli harus merogoh
uang sebanyak Rp 600 juta dari simpanannya
Menurut Roysan, tingginya harga properti
di Jakarta Utara, selain disebabkan harga
tanah yang memang sudah sangat mahal, juga
disebabkan material yang digunakan harus
khusus. Membangun rumah di tepi pantai yang
daya dukung tanahnya sudah sangat rendah
membutuhkan pembangunan tiang pancang
yang harganya berlipat dibanding hanya
membangun fondasi dari batu dan mendirikan
tiang dari beton. Juga, material-material yang
digunakan harus tahan terhadap korosi garam.
Modal Wisata
Bagaimana dengan pemukiman yang
sekaligus dijadikan modal wisata?. Ya, salah
satunya adalah seperti perumahan Griya Alam
Pecatu yang berlokasi di Bali. Para pengembang
pun mulai menyasar konsumen yang hobi tinggal
di pemukiman bertema resort.
Tak hanya itu, sejak dibangun tahun 2004
lalu, Perumahan yang berlokasi di desa Pecatu
Bali ini terus bergeliat menawarkan fasiltas untuk
memanjakan penghuninya. Mulai dari lokasi
wisata seperti pantai Dream Land, New Kuta/
Super Mall, open stage, restaurants, artshop, Klapa
with Convention Hall, hotel berbintang (Condotel
Hotel & Rekso Group Hotel), Golf Course 18
hole serta sport center. Selain beragam fasilitas
tersebut perumahan yang dibangun diatas lahan
400 hektare itu terlihat sangat unik lantaran
kental dengan nuasa adat Bali di dalamnya.
Investasi Jangka Panjang
Kalau pada kenyataannya, pembel i
perumahan bernuansa resort adalah kelompok
orang sukses dan kaya. Dalam ilmu pemasaran,
mereka biasa digolongkan sebagai kelompok
pembeli dengan kategori A plus. Nah, ketika
krisis ekonomi melanda tanah air, lapisan
masyarakat tersebut tidak terlampau terkena
imbas krisis. Justru, kebanyakan dari mereka
mendapat keuntungan dengan melonjaknya
kurs dolar hingga 5 kali lipat. Ketika mendapat
keuntungan mendadak yang begitu tinggi,
mereka bingung hendak diapakan uang itu.
Salah satu cara memanfaatkan uang, ya dibelikan
properti. Saat itu, harga properti memang sedang
lesu. Perhitungannya tetap dagang juga atau
semacam investasi jangka panjang dan sebuah
eksklusivitas.