DALAM off / on
- Kategori Induk: TIPS & ACCESSORIES
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Jumat, 27 Maret 2009 23:20
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 2483
- 27 Mar
Wahyu Muhartono yang dikenal dengan nama Wahyu Geiyonk menghadirkan karya-karya dengan materi-subjek bayi, dalam sebuah pameran lukisan Off/On yang diselenggarakan di Tujuh Bintang Art Space Yogyakarta. Dalam pameran yang berlangsung 18-31 Desember 2008 ini, Geiyonk melukiskan figur-figur manusia dalam keadaan mata terpejam, yaitu wajah bayi dengan ketulusan dan batin yang polos-bening. Kesemuanya terangkum dalam lukisan berukuran 2mx 2m.
Ide lukisannya kali ini berawal ketika pada suatu hari ia mengamati anak keduanya yang baru lahir. Anak itu tidur pulas, nyaman sekali, damai. Ketika tidur seorang bayi nampak tersenyum. Orang tua-tua dulu sering mengatakan bahwa anak kecil ditunggui malaikat ketika tidur. Hingga kemudian muncul pertanyaan : Bermimpikah dia? Mimpi apa? Apa yang ia rasakan? Ada warnanya kah? Mengapa ia nampak tersenyum, ada apa dengan mimpi anak-anak?
Sejak itu ia melihat suatu konsep untuk mengembangkan sesuatu secara baik. Ia melihat bahwa awal seorang anak adalah fase stretegis, penting, dan menentukan. Perjuangan orang tua adalah mengupayakan untuk mendidik dan membentuk anak secara benar. Orangtua bagaikan seorang arsitek yang akan membentuk karakter sang anak.
Ide ini juga terinspirasi pepatah Jawa, bahwa hidup di dunia ini hanyalah sekedar mampir minum. Bagaimana hidup ini bisa bermanfaat, bukannya malah merusak. Bermanfaat bagi masyarakat, minimal di lingkungan terdekat yaitu keluarga. Karenanya, pembentukan sebuah pribadi harus sejak awal, sejak bayi.
Pembentukan mental anak untuk kemudian menjadi dewasa, Geiyonk memakai metafor kupu-kupu. Lihat karyanya yang berjudul Rejuvenate #1, dimana tergambar seorang bayi yang sedang tidur pulas, dan pada batang hidungnya hinggap seekor kupu-kupu. Perjalanan dari kepompong menjadi kupu-kupu memerlukan tahap, proses, serta energi yang kalau ditonton prosesnya pasti mengagumkan.
Inti dari perhatiannya yaitu kenyataan bahwa dalam otak dan kalbu sang anak mengalir dan berkecamuk berbagai potensi dan kebolehjadian. Kita dapat meng-off-kan potensi-potensi yang tidak kita inginkan misalnya yang negatif; dan sebaliknya kita bisa meng-on-kan potensi-potensi yang kita inginkan, misalnya yang energi positif, antusiasme, kegembiraan, dsb. Refleksi-refleksi dari aktivitas kontemplatif kini banyak mewarnai karya seninya. Dalam pemahaman seperti inilah melukis baginya menjadi satu medan kerja fisik dan sekaligus spiritual yang menyenangkan dan menyantaikan mental dan fikiran.
Kemudian di lukisan Rejuvenate #10, tergambar bayi dengan sebuah lingkaran dan warna merah-oranye. Warna merah sebagai suatu fokus, keinginan untuk membentuk dan mendidik anak secara fokus. Demikian pula dengan gambar lingkaran, yang diibaratkan membidik secara tepat sesuai dengan yang orangtua inginkan. Di Rejuvenate #13 tergambar bayi dengan mata terpejam yang seolah berpikir. Berpikir secara positif, cerdas dan bisa berwarna sekaligus bermanfaat. Lukisan Rejuvenate #13, menyiratkan sebuah negative film. Namun meski tampil negative, tetap harus berpikir secara positif.
Geiyonk menegaskan bahwa potensi-potensi di otak dan kalbu anak sangat tergantung pada apa-apa yang telah diberikan oleh orang-tua dan lingkungannya. Semuanya itu tertuang dalam karyanya yang diberi judul Rejuvenate.