DESAIN RUMAH- RAMAH HUJAN ANGIN (2)

Curah hujan angin yang demikian besar akhir-akhir ini tentunya menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa was-was dalam diri kita. Salah satu hal yang bisa dilakukan guna mengurangi dampak curah hujan angin adalah melakukan antisipasi terhadap elemen atap, dinding dan kaki bangunan tempat tinggal kita.Jika edisi lalu kita sudah membahas mengenai langkah antisipasi terhadap elemen atap, kali ini akan disajikan terkait dengan elemen dinding dan kaki bangunan. Desain dinding :
“Bak badan manusia...diapun perlu dilindungi”
Kehadiran bangunan khususnya rumah tinggal dalam dekade ini, diwarnai tampilan dinding tanpa pelindung dengan eksplorasi pengecatan warna mencolok. Kondisi ini tentunya didukung dengan mutu cat dan material dinding yang berkualitas super dibanding kondisi pada umumnya.
Bagaimana dari sisi harga dan maintenance? Bagaimana pula kaitannya dengan besar energi yang harus dibayarkan? Tentunya kita dapat menyimpulkan sendiri. Harusnya para calon penghuni mengetahui dampak dan resiko yang dihadapi saat ‘memilih’. Namun menurut hasil penelitian, para penghuni sekarang ini cenderung senang ‘memilih’ wajah dari pada memikirkan dampak yang harus ditanggung.
Analognya, makin ‘tubuh’ bangunan itu terlindungi maka lifetime dan kenyamanan penghuni makin panjang dan murah pemeliharaannya. Sebaliknya, makin tubuh bangunan terekspos maka biaya perawatannya pun makin tinggi.
Berikut trik desain dinding dalam mengantisipasi terpaan curah hujan dan angin :

A. Hunian yang eksis/yang sudah ditempati
-    Dinding yang bagian luarnya ‘terlanjur’   terkena kontak langsung dengan  terpaan  hujan angin dan pancaran matahari, bila   kualitas aciannya biasa-biasa saja atau  bahkan tidak diplester, maka sisi bagian  dalamnya dalam waktu relatif singkat akan   mudah lembab. Hal ini berakibat pada             terjadinya penggelembungan cat dan  plesteran semen yang gampang lapuk  untuk kemudian mengelupas. Solusinya,  kita tidak bisa hanya menambal sulam   dengan plesteran ataupun dengan cat, namun harus dilakukan renovasi total dari  permukaan dinding tersebut.  Sedangkan             dari sisi kekuatan dinding,  agar tidak menyebabkan kerusakan lebih cepat, maka  pada bagian dinding ini sebaiknya jangan  dibebani beban yang berlebihan, seperti  penggantungan  elemen dalam rumah       tangga, rak dan lain-lain.
-    Tengarai bagian dinding, plafon  hingga bidang atap yang timbul ‘bercak-bercak’ tersebut, untuk kemudian  secepatnya dilakukan pemeriksaan dan   perbaikan.
-    Jauhkan perangkat rumah tangga ‘mudah menyerap air’ dari dinding yang   basah, seperti gantungan lukisan, rak   lemari dan sebagainya. Hal ini karena   udara yang terjadi di antara dinding dan   elemen ini akan mudah sekali lembab,  berjamur dan membuat lapuk keduanya.             Hindari pemakaian wallpaper atau unsur   yang terbuat dari kertas dan kain.
        *    Usahakan melindungi bidang   bagian eksterior dengan tritisan  atau kerei, bahkan elemen pelindung   alami seperti pepohonan.
-    Lindungi lubang  dinding yang tidak ada  tritisan.
        *    Periksalah secara rutin   kondisi kusen bagian luar  dari suatu bukaan  dinding. Apakah terlalu    sering kena curahan  hujan dan panas ataukah  aman terlindungi. Lakukan hal ini minimal       dua kali dalam setahun, yaitu saat musim panas   dan musim penghujan. Disinilah kualitas material  dihadapkan pada  ‘keganasan’ alam. Material  alami, seperti kayu   dengan kualitas dibawah             jati ataupun bengkirai,   sebaiknya dihindari   untuk pemakaian kusen   pada dinding atau                 bidang yang berhadapan  langsung dengan terpaan hujan dan bahkan panas secara silih berganti.  Selain itu, hal paling awal   yang dapat diamati   adalah kualitas cat yang    cepat memudar. Periksa   kembali kusen   dengan tritisan minimalis.  Kualitas cat turut  berperan didalamnya. Artinya bila kualitas cat   ‘super’, maka kelapukan material tak terlihat kasat mata, hanya tiba-tiba didapatkan kondisi elemen ini menjadi lapuk.

B. Rancangan hunian baru
-    Pada layout tahapan   rancangan interior rumah  tinggal, hindari penempatan  elemen perabot pada sisi   dinding yang jelas-jelas  terekspos, tanpa terlindung  tritisan serta terjalin kontak         langsung dengan udara luar. Ambience ruangan pada sisi ini menjadi sangat lembab  di musim hujan dan sangat panas di musim panas. Terlebih untuk ruangan dengan dinding  ekspos pada sisi bagian      barat yang terkena sinar  matahari sore. Seorang   arsitek yang bijak,  hendaknya tidak          menempatkan ruang   hunian/ kamar tidur pada sisi ini, karena akan  membuat ketidaknyamanan   pasca matahari terbenam. Selain itu ruangan ini akan  menjadi boros energi   listriknya karena proses   pendinginan udara habis  terserap untuk menetralisir   panas yang ada pada   material dinding.
-    Disamping pemilihan material  yang tepat, langkah yang bisa dilakukan terhadap dinding adalah         melakukan pelapisan dengan elemen  dekoratif semisal batu tempel, relief   dan sebagainya. Selain itu bisa juga  dilakukan penataan unsur lansekaping   seperti  penempatan tanaman rambat,         penempatan pohon yang berfungsi   untuk merindangi sekaligus sebagai   suatu dinding double.
-    Bijak memilih material kusen     untuk pelobangan dinding yang   kontak dengan udara luar dengan  kualitas yang tahan banting terhadap  panas dan pelapukan karena rendaman curah hujan. Material besi,  aluminium, plastik atau material alami  yang telah teruji kualitasnya, seperti  kayu jati bisa menjadi pilihan.

Desain ‘kaki’ bangunan :
“Barometer bentuk keramahan lingkungan”
Mungkin lebih tepat bukan disebut kaki bangunan, tapi bagian bawah yang terkontak dengan tanah dan bagian eksterior bangunan yang relatif dekat dengan keberadaan bangunan.  Sebutan elemen ini juga tidak tepat, jika kitatinggal di dalam apartemen. Kondisi di sini tidak bisa diartikan bahwa bangunan yang tidak memiliki kaki adalah bangunan yang tidak ramah lingkungan.

A. Hunian yang eksis
-    Bila di sekitar rumah kita terdapat rimbunan pepohonan atau sebuah  tiang yang menjulang tinggi, pada kondisi hujan angin perlu segera  diantisipasi dari sisi kekuatan. Pastikan   bahwa tanaman berdiri kokoh pada dudukan tanah yang cukup baik ( bukan akar yang meranggas keluar).          Yakinkan pula pondasi tiang cukup   kuat dan berdiri dengan tegak.
    Kehadiran pohon besar ditunjang   rimbunan tanaman kecil dan lapisan  rumput pada tanah, sebenarnya jauh  lebih aman dari terpaan angin besar.  Hal ini dikarenakan kecepatan angin         akan terhambat dibanding dengan    sebuah pohon yang berdiri sendiri   diatas tanah gersang, sehingga resiko roboh dapat diantisipasi.
-    Yakinkan buangan air hujan  mengalir lancar dan cepat keluar   halaman, hingga lepas ke saluran  lingkungan dengan baik. Hindari   terjadinya genangan di halaman    rumah.
    Pada kondisi hujan lebat, hal ini  berpotensi menimbulkan luapan air atau banjir lokal yang mungkin masuk   dalam rumah kita.
-    Kondisi, volume hingga kemiringan  saluran untuk cucuran air hujan   ataupun air limbah rumah tangga   harus     dalam keadaan terbuka   (agar mudah perawatan). Jika   terdapat saluran tertutup seperti    gorong-gorong, pastikan   kondisinya tidak/mudah tersumbat.  Selain itu, periksa kapasitas aliran    air yang terbuang dari dalam   rumah dan yang keluar pada   saluran ini.
-    Mengamati kejenuhan kondisi    air tanah disekitar rumah kita   merupakan usaha antisipasi bila      terjadi guyuran hujan bervolume    air banyak. Tanah yang jenuh bisa    berarti tanah tersebut tandus tak   tertanami tanaman penutup tanah  (sejenis rerumputan), atau  kondisi tanah yang relatif  permukaan air tanahnya tinggi.
-    Bila halaman memungkinkan,   buatlah sumur resapan   sebagaimana banyak disarankan             banyak pihak

B. Rancangan hunian
-    Bangunan yang mengekspos   batu bata pada dinding luar tanpa  terlindungi oleh teritisan atau       elemen lainnya, membutuhkan    pengelolaan super ekstra.  Hal-hal yang bisa dilakukan untuk         mengantisipasinya adalah  meningkatkan potensi unsur   lansekap.
 Bukan hanya sebagai elemen  estetis, namun juga sebagai barrier   panas, kebisingan, serta polusi debu   dan udara. Unsur lansekap juga dapat   berfungsi sebagai penghambat   terpaan angin dan hujan yang    berlebihan.
-    Desain peil lantai bangunan    yang menunjukkan perbedaan   bangunan utama dengan peil tanah   sekitarnya, relatif sangat mutlak    untuk kelancaran aliran air.  Karenanya, permukaan lantai rumah  seyognyanya lebih tinggi dari    permukaan halaman dan jalan dilingkungan. Hal ini bukan sekedar   keyakinan yang dikaitkan   dengan besar kecilnya rejeki yang    didapat, tapi merupakan unsur   penting untuk     mempermudah   perawatan bangunan dalam    membuang limbah air hujan.
-    Proposionalkan pemakaian material keras halaman dengan unsur  alamiah (tanaman) di halaman rumah.  Perbedaan kontur (peil) mendukung  kelancaran air ke suatu aliran yang    tepat dengan volume maksimal,  sehingga potensi genangan dan  kemungkinan kejenuhan permukaan    tanah pada kondisi hujan ini tidak   mengakibatkan luapan air secara  dadakan.
-    Buat sumur resapan sebagai   bagian dari elemen dekoratif di   halaman rumah kita.