Desain Rumah Arsitektur Tropis

    Faktor iklim, penting diperhatikan saat mendesain rumah. Pemecahan problematik iklim menjadi tuntutan mendasar yang wajib dipenuhi, dimanapun bangunan itu berada.

     Sebuah rumah tinggal yang nyaman dan hemat energi, tentu menjadi hal utama dalam desain sebuah rumah. Indonesia yang memiliki iklim tropis, hendaknya juga diikuti dengan penciptaan desain rumah yang tanggap terhadap iklim tropis. Prinsip utama dari arsitektur tropis adalah, mengubah kondisi iklim luar yang tidak nyaman, menjadi kondisi yang nyaman bagi manusia yang beraktifitas di dalamnya. Kriteria arsitektur tropis tidak hanya terpaku pada bentuk dan estetika, namun lebih pada suhu ruang rendah, kelembaban yang relatif tidak terlalu tinggi, pencahayaan alam yang cukup, pergerakan udara (angin), terhindar dari hujan serta terik matahari.Kisi-kisi kayu vertikal dipasang pada jendela kaca mati. Selain sebagai aksen dan elemen estetis, juga untuk meredam panas matahari Elemen desain Bukaan Lebar. Suhu udara yang cenderung tinggi pada daerah beriklim tropis, ditanggapi dengan penempatan bukaan jendela dan pintu yang lebar, sirkulasi udara yang lapang, serta plafon tinggi. Ruang terbuka Jika memungkinkan, sisakan ruang terbuka mengelilingi bangunan rumah. Jika tidak mungkin, berikan ruang terbuka di halaman depan dan belakang, sehingga ruang-ruang dalam bangunan menjadi terang dan dapat langsung terhubung dengan ruang luar.

 

Bentuk
   Dari segi bentuk, arsitektur tropis tidak terpaku pada gaya tertentu. Arsitektur tropis dapat berwarna atau mengambil gaya apapun, asalkan bangunan tersebut dapat mengubah kondisi iklim luar yang tidak nyaman menjadi lebih nyaman. Arsitektur tropis hendaknya tidak dicampur adukkan dengan pengertian arsitektur tradisional Indonesia, yang memang sangat mempertimbangkan faktor iklim. Jadi, bagi penggemar gaya etnik, klasik, mediteranian atau modern, tetap bisa menerapkan prinsip-prinsip arsitektur tropis.

 

Atap
• Atap harus mendapat perhatian khusus, karena tidak hanya berfungsi menahan panas, tapi juga untuk menghindari tampias hujan.
• Atap dengan kemiringan antara 30-45%, efektif untuk mencegah jatuhnya air hujan di dalam rumah.
• Buat teritisan dan kanopi topi pada bukaan. Kanopi topi bisa terbuat dari genteng, polycarbonat, kain (awning), atau beton. Selain meredam panas matahari secara langsung masuk ke rumah, juga untuk menahan tampias.
• Ciptakan ruang kosong antara plafon dan penutup atap, sehingga udara panas tidak secara langsung diterima oleh ruangan. Dinding atap bisa juga dibuat lubang, untuk membuang panas di atas plafon. Sehingga, panas tidak merambat ke plafon ruang-ruang di bawahnya.
• Jika ingin meniadakan plafon, buat atapnya tinggi, sehingga udara panas tidak turun kebawah. Selain itu, lengkapi pula dengan ventilasi disebelah atas, untuk mengalirkan udara.
• Ciptakan skylight, jika tidak memungkinkan adanya bukaan dari sisi dinding atau kanan kiri bangunan. Materialnya bisa dari genteng kaca, polycarbonate atau dari kisi-kisi bambu, beton atau besi.

 

Material
- Pilih material yang dapat meredam panasnya matahari masuk ke dalam rumah, seperti batu bata, atau lapisan tambahan berupa batu alam.
- Hindari pemakaian material kaca blok yang terlalu luas, terutama pada sisi barat. Karena sinar matahari sore yang masuk ke dalam ruang akan mengakibatkan panas. Gunakan pelindung tambahan seperti tirai, vertical blind atau kerei dibaliknya untuk mengurangi panas yang masuk.

 

Tata Ruang
• Atur penempatan ruang. Sisi barat yang terhubung langsung dengan sinar matahari sore, akan menyimpan penumpukan panas bahkan setelah matahari terbenam. Hindari menempatkan kamar tidur di sisi barat, agar ruangan tidak terasa panas.
• Desain “dua lapis”
Ruang-ruang dalam bangunan ditempatkan dalam posisi “dua lapis”. Ini dimaksudkan agar masing-masing ruang dapat memiliki bukaan menghadap ke ruang luar.
• Void. Pada bangunan bertingkat, ciptakan void agar terjadi koneksitas dan pergerakan antara lantai satu dan dua. Selain itu, ruangan juga jadi lebih lapang.
• Innercourt. Buat lubang di tengah-tengah ruangan. Bisa berbentuk kolam, taman kering, atau ruang terbuka. Fungsi innercourt agar ruangan dapat lebih “bernafas”. Rumah diapit halaman depan dan belakang, sehingga udara leluasa masuk ke rumah. Layout ruang didesain dua lapis, memberi kemudahan tiap ruang mendapatkan cahaya matahari secara langsung.