Safira Sakina-The Winning Team

Prospek properti Indonesia tahun 2009 masih menjadi tanda tanya. Namun banyak kalangan menaruh harap krisis dapat cepat berlalu, karena roda ekonomi harus tetap berputar. Dunia bisnis di Indonesia harus jadi yang terbaik. Memandang perjalanan bisnis properti dari sudut pandang seorang Safira Sakina, General Manager Office Marketing Divition, PT Arah Sejahtera Abadi pengembang Kuningan City menjadi gambaran tingginya optimisme pelaku properti tanah air. Menurutnya, meski pelambatan sudah menggerus semua lini, sektor properti masih prospektif. “Bisnis properti Indonesia memiliki keunggulan karena pada dasarnya nilai properti terus naik. 2009 ini, meski terjadi pelambatan, pertumbuhannya terus meningkat, sesuai dengan permintaannya” ujarnya.
Safira sapaan akrabnya menambahkan, segmen office space di Kuningan City memiliki pasar sendiri yang cukup kolektif. Bila dibandingkan dengan kompetitor lain yang berada di jalur Dr. Satrio——Casablanca——memiliki nilai investasi tinggi “Semua lokasi di kawasan sini sudah habis terjual. Makanya pasar office di Jakarta masih menjanjikan,” tambahnya lagi.
Safira merujuk data dari sebuah Agent Properti untuk melihat prospek bisnis properti. Berdasarkan data yang ia terima, transaksi jual pada gedung strata-title yang sudah ada terjadi pada gedung kantor di area Kuningan dan Thamrin, dengan kisaran luas lantai antara 500 m2 - 1,350 m2. Pembeli dari ruang kantor ini berasal dari sektor ritel dan sektor perbankan. Sementara itu, total luas lantai dalam transaksi penjualan untuk masing-masing gedung yang dalam tahap pembangunan pada kuartal ini berkisar antara 2.000 m2 sampai 7.000 m2. “Prospeknya hingga akhir 2010, diperkirakan pasokan baru sekitar 336.200 m2 akan memasuki pasar perkantoran di CBD Jakarta. Sekitar 50% diantaranya berasal dari pasokan mendatang yang ada di area Kuningan sini. Makanya kami yakin sepadan Satrio-Kuningan sangat prospektif,”paparnya.
Wanita berparas cantik ini kembali menegaskan kalau dari sudut pengembang, mereka melanjutkan rencana dan persiapan untuk membangun walau mengambil sikap wait and see sebelum memasuki tahap konstruksi atau pembangunan. Apabila perkembangan ekonomi sesuai dengan apa yang mereka harapkan, maka pembangunan baru akan berjalan. Selain itu, pengembang mulai mencari alternatif lain untuk mendanai proyek mereka misal dengan menggunakan uang mereka sendiri daripada mengharapkan pinjaman bank seiring dengan kebijakan tight money policy yang dikeluarkan oleh bank. Dengan adanya kebijakan tersebut, bank berhak untuk memberhentikan aliran dana yang telah diberikan kepada pengembang yang telah berkomitmen untuk membangun ataupun dalam tahap pembangunan. Sehingga kemungkinan pengunduran dalam tahap pembangunan diperkirakan dapat terjadi pada gedung-gedung yang belum memperoleh jaminan pendanaan ataupun yang sangat bergantung kepada bank atau institusi finansial lainnya.
Pembicaraan berlanjut seputar dunia kerja yang digelutinya. Safira menerapkan nuansa kerja yang sangat homey. “Untuk membangun tim yang solid, meramu chemistry nya sangat sulit. Meski ada achievement yang harus mereka capai, kalau sudah ’klik’ susah berubah jadi fun dan mereka jadi lebih enjoy untuk pencapaiannya. Saya menerapkan manajemen kantor seperti layaknya di rumah sendiri, seperti hubungan orang tua dan anak. Mereka bisa curhat apa saja, kadang bukan soal kantor lho,” Imbuh Safira dengan tawa.
Ibu dua anak ini menyadari, sebagai pemimpin ia harus memberikan contoh dan tauladan  pada bawahannya. Safira menginginkan suasana kerja bukan menjadi hal yang menyeramkan. “ Saya selalu support team  100 persen. Menjual office space tak semudah residential. Kita harus memahami kebutuhan konsumen akan ruang perkantoran. Karena konsumen mau beli kalau sudah lihat struktur bangunannya, itupun belum tentu”.
Di tengah kesibukannya, Safira Sakina masih menyempatkan diri bersama keluarga. “Waktu kita yang terkuras hanya untuk pekerjaan sehari-hari. Makanya, Sabtu-Minggu saya khususkan untuk keluarga tercinta. Biasanya jalan-jalan atau makan bersama di tempat favorit,”tukasnya.
Kembali bicara proyek Kuningan City. Kuningan City menurut Safira memiliki keunggulan dibanding proyek sejenis. Keunggulan proyek Kuningan City adalah sinergi lokasi yang sangat strategis dengan konsep “Integrated lifestyle development” yang merupakan kebutuhan kaum urban modern. Kuningan City dibangun dengan memperhatikan semua detail bangunan dan manajemen yang professional yang berorientasi untuk meningkatkan kualitas penghuni atau pengunjung. Kelebihan ini akan membedakan Kuningan City ditengah kompetisi yang kuat. “karena lokasinya berada di jalan Prof Dr Satrio yang sedang dipersiapkan Pemerintah sebagai salah satu Wisata Kota Baru Jakarta mengacu kepada konsep pengembangan ‘Orchard Road’ di Singapura,”ujarnya lagi.
Office space yang ditawarkan Kuningan City sebanyak 32 lantai Premium Office Tower akan ditempati oleh perusahaan-perusahan Asing & Nasional berskala internasional, yang mendapatkan berbagai keuntungan dengan membeli / menyewa di Office Tower disini.  Lokasinya yang primer dengan akses mudah dijangkau, dikelilingi oleh pusat-pusat aktivitas bisnis internasional & Embassies. Dengan demikian kebutuhan akan office space terus meningkat. Meski office tower belum melakukan launch penjualan namun telah mendapat minat & reservasi sebanyak hampir 50% dari available strata title space. Fokus penjualan masih dalam tahap final consideration dengan dua pihak kandidat pembeli en-block. Desain gedung yang oval dengan luas per lantai yang besar yaitu 2000 m2 memberikan penampilan yang elegan dan menonjol, akan menjadikan tower ini Landmark of Business  di kawasan Satrio.  
Sedangkan Residential Towers akan dibangun setinggi 39 lantai di atas podium yang dinamakan Denpasar Residence turut melengkapi superblok ini. Dan segmen yang dibidik menengah ke atas. Total sebanyak 468 unit per tower, akan dipasarkan 2 tower yaitu Kintamani & Ubud. Kintamani diluncurkan resmi di bulan Agustus 2008 dan mendapat respon baik dari customer sehingga saat ini penjualan telah mencapai 85%, sementara Ubud diluncurkan tanggal 26 Oktober 2008.
Di akhir pembicaraan, Safira berharap kalau krisis global yang membuat semua pihak susah dapat cepat berlalu. “Semoga tahun 2009 dapat lebih baik. Dan semua kondisi ekonomi dapat pulih dengan cepat agar roda ekonomi tetap berputar pada arah yang benar”.