Harmonisasi Eklektik di Rumah Tropis

Kombinasi beberapa material sebagai elemen dekoratif membuat tampilan rumah ini makin menarik. Kekokohan dan ketegasan bangunan, seakan luruh oleh sentuhan kehangatan dan kesegaran yang ditawarkan oleh material pendukungnya. Berdiri di atas tanah seluas 1200m², membuat rumah milik keluarga Dudy A Prahasto dan Hhanna ini leluasa dalam pengembangan desainnya.

          Bangunan dua lantai seluas 900 m² , didesain kental dengan arsitektur tropis yang membuatnya kaya akan pencahayaan dan penghawaan alami, lewat banyak jendela, bukaan, krepyak, atap miring dan teras. Halaman luas dipenuhi rumput menghijau, tanaman dan pepohonan, mengapit bangunan di sisi depan dan belakang. Kondisi ini memungkinkan udara di lingkungan terasa segar dan bersih. Tampilan bangunan pun terlihat kuat dan kokoh, didukung dengan penerapan pola simetri dalam pembagian ruang-ruangnya.

  

           Kekokohan bangunan makin terlihat tegas lewat aplikasi batu marmer yang cukup dominan dalam tatanan interior. Sselain marmer, ada juga unsur kayu yang memberi sentuhan hangat. Kombinasi kedua material ini seakan menegaskan konsep rumah tropis yang alami.

 

           Untuk tatanan interiornya, pemilik rumah memilih gaya eklektik yang memadu padankan berbagai gaya dan masa dalam sebuah karya desain. Pernak-pernik interior seperti art work, lampu dan perabot dalam beberapa masa, dipadu menjadi satu kesatuan yang harmonis. Semisal mesin jahit Singer yang antik atau credenza dan lemari kuno yang tetap terlihat cantik mengisi interior.

 

Serba Simetri
  

           Dari luar, kanopi beratap beton dan bentuk kotak yang simpel dengan tegas membagi fasada bangunan. Ssisi kanan kiri pintu masuk tampil dalam desain yang sama, lewat bentuk yang tegas dan dinamis. Deretan stepping stone ditata untuk mengarahkan tamu yang datang, yang berujung pada dek kayu dengan kolam ikan persis di depan pintu masuk utama. Pintu masuk utama yang cukup besar terlihat elegan dengan ukiran yang menghiasi bagian atasnya.

            Hiasan ukiran menjadi pembuka untuk menikmati sajian senada pada ruang-ruang berikutnya. Di area foyer, terdapat dua buah gebyok kayu yang elegan dan hangat. Satu gebyog ditempatkan menempel dinding, dan satu lagi berfungsi sebagai partisi yang dikombinasi dengan material kaca cermin. Kesan antik diperkuat dengan penggunaan ubin motif kuno yang membingkai area ini. Sisi kiri foyer terdapat ruang tamu. Tatanannya terlihat elegan, lewat pilihan furnitur yang digunakan.
            Pembagian ruang secara simetri di rumah ini tak lantas membuatnya menjadi kaku. Ruang keluarga di bagian tengah, dipilih sebagai pusat orientasi. Ruangan demikian luas, didukung dengan plafon tinggi yang terbentuk oleh void. Bersisian dengan ruang keluarga terdapat kolam renang di halaman belakang, lengkap dengan hijaunya rumput dan pepohonan. Bersantai di teras belakang yang nyaman sambil menikmati hijaunya pepohonan, menjadi aktifitas yang menyenangkan. Tak heran, jika akhirnya rumah ini menjadi favorit keluarga besar Dudy dan Hhanna saat mengadakan acara atau kumpul-kumpul seperti barbeque.

 

Elemen Dekoratif Khusus
 

           Menurut Hanna sang nyonya rumah, beberapa material dan elemen dekoratif yang digunakan memang sengaja dipesan secara khusus. Ssebut saja pintu berukir, gebyog, marmer slab yang menghiasi kamar mandi, atau ubin motif kuno. Khusus untuk marmer, secara khusus mendatangi salah satu produsen untuk memilih motifnya. Selain butuh dalam jumlah besar, juga karena Hhanna menginginkan motif dan warna yang sama dan khas. Sebut saja untuk pemakaian di lantai lantai satu, kamar mandi atau yang diaplikasikan sebagai elemen dekoratif pada dinding sisi atas ruang keluarga. Makanya, tak heran jika merasa harus turun langsung memilih jenis marmer yang dibutuhkannya.
            Sedangkan untuk ubin motif kuno, Hanna memperolehnya dari Yogyakarta. Meski memiliki desain dan motif antik, namun ubin tersebut bukanlah barang kuno peninggalan masa lampau. Dikenal dengan nama ubin cap Kunci, ubin antic dikenal lebih kuat dibanding ubin keramik pada umumnya. Namun, yang pasti, motif dan warnanya yang khas itulah yang membuatnya menjadi menarik, khususnya bagi penggemar barang-barang antic. Di rumah ini, beberapa motif ubin antik digunakan sebagai aksen, menghiasi ruang-ruang tertentu. Selain di foyer, ubin antic juga digunakan di ruang makan, pantry, kamar mandi, teras, musholla dan juga di koridor.
            Secara keseluruhan, rumah ini mengemas keindahan yang berbeda, sesuai dengan minat dan kepribadian pemilik. Yang pasti, rumah ini menjadi tempat tinggal dan beristirahat yang nyaman, saat menkmati waktu panjang bersama anggota keluarga. Ssebuah harmonisasi antara kenyamanan, kepribadian dan kebutuhan.