RUMAH BERORIENTASI KE DALAM
- Kategori Induk: ARSITEKTUR & DESIGN
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Selasa, 17 Maret 2009 18:36
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 6185
- 17 Mar
Memiliki hunian landed house yang terletak di jantung kota Jakarta adalah impian bagi banyak orang. Bagaimana tidak, lokasi strategis, dan kemudahan akses menjadi daya tarik utama. Namun di sisi lain, polusi udara dan suara, ling-kungan luar yang padat penduduk disertai lalu lintas yang ramai mau tak mau menuntut kelihaian dalam men-desain tempat tinggalnya. Memiliki hunian landed house yang terletak di jantung kota Jakarta adalah impian bagi banyak orang. Bagaimana tidak, lokasi strategis, dan kemudahan akses menjadi daya tarik utama. Namun di sisi lain, polusi udara dan suara, ling-kungan luar yang padat penduduk disertai lalu lintas yang ramai mau tak mau menuntut kelihaian dalam men-desain tempat tinggalnya.
Seperti hunian milik keluarga ibu Rini ini, yang hanya berjarak sekitar 200m dari jalan Gatot Subroto Jakarta. Gedung-gedung pencakar langit menjadi sajian pemandangan sehari-hari. Beruntung, meski terletak di jantung kota Jakarta, lahan yang diperoleh masih cukup luas, yakni ±700 m2. Bentuk lahan yang me-manjang ke belakang, menjadi faktor yang menguntungkan. Fokus rumah diarahkan ke bagian dalam, sebagai upaya menghindari polusi udara dan suara.
Zone ruangan di tata secara linier dari arah depan ke belakang. Di awali dengan foyer, kemudian ruang keluarga, ruang makan dan pantry di bagian tengah, serta diakhiri dengan ruang tidur utama dan area kolam renang di sisi belakang. Sedangkan lantai dua, difungsikan untuk kamar tidur anak dan kamar tidur tamu serta area servis.
Dari luar, hunian dua lantai ini nampak tertutup. Bidang lantai dua, sengaja di blok dengan material batu bata dan bi-lah-bilah kayu jati sebagai lapis kedua-nya (secondary skin), sekaligus sebagai ak-sen pada tampak bangunan. Bukaan jendela pun tersembunyi di balik kayu. Demikian pula di lantai satu, tampak luar di blok dengan standing wall dari material batu hitam pekat yang khusus di datangkan dari Muntilan, Jawa Tengah.Salah satu yang menarik dari desain rumah ini terletak dalam pengolahan area entrance hingga memasuki ruang utama. Tamu seakan diajak melintasi beberapa tahapan sebelum masuk ke tujuan akhirnya. Tahap pertama adalah deretan kolom dan kanopi di area entrance yang terhubung dari pos satpam hingga pintu masuk utama. Tahap kedua adalah area foyer yang dilingkupi oleh batu hitam pekat, dan sebagai ending-nya adalah selasar batu dengan bidang kaca lebar ke arah ruang dalam. Taman kering yang terletak di area selasar menjadi pelengkap yang menyejukkan mata.
Di ruang tengah, ditempatkan ruang keluarga, pantry dan ruang makan. View, akses, pencahayaan dan penghawaan yang tidak diperoleh dari arah depan, tergantikan oleh taman kering di sisi samping rumah. Untuk melengkapinya, area kolam renang pun dapat menjadi tempat bersantai yang menyenangkan hati, melalui teras dengan perangkat kursi santai. Dan di penghujung lahan, ditempatkan kamar tidur utama yang bersisian dengan kolam renang dan taman kering. Faktor ketenangan dan jauh dari kebisingan menjadi alasan penempatan kamar tidur utama di area ini.
Kamar tidur utama yang dilengkapi dengan area wardrobe dan kamar mandi berukuran cukup luas ini, terlihat sangat nyaman. Baik lewat penataan interior maupun dari sisi pencahayaan dan penghawaannya.
Sementara itu dari sisi pemilihan material, banyak digunakan jenis batu-batuan dan kayu yang memberi kesan natural di rumah ini. Seperti batu muntilan yang ditempatkan di area depan; tekstur batu yang kasar dan berwarna hitam pekat memberi karakter yang kuat di area entrance. Demikian juga dengan batu kali warna hitam pekat di area taman depan yang khusus didatangkan dari Muntilan, batu paras Jogja di area kolam renang, serta bongkahan batu besar di halaman depan yang menjadi elemen estetika. Sedangkan untuk jenis kayu, banyak diaplikasikan sebagai elemen interior dan beberapa detail arsitektur, semisal bongkahan kayu bekas bantalan rel kereta api sebagai partisi dan nomor rumah.Di lain pihak, lingkungan sekitar yang dipenuhi oleh gedung pencakar langit tidak disia-siakan oleh keluarga ini. Lantai ketiga, sengaja difungsikan sebagai roof garden dilengkapi area tempat duduk. Saat malam hari pun, area ini bisa menjadi tempat bersantai sembari memandang gedung-gedung pencakar langit.
Ya, dibalik kesusahan pasti terdapat kemudahan. Demikian juga dengan rumah ini. Jika pintar mengolahnya di balik beberapa kendala lingkungan, banyak keuntungan yang dapat diraih. Tinggal di landed house di tengah kota, menjadi makin mengasyikkan.