Tren Arsitektur 2009 : Going Green
- Kategori Induk: ARSITEKTUR & DESIGN
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Senin, 06 April 2009 18:56
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 3448
- 06 Apr
Memasuki tiga bulan pertama di tahun 2009, bagi sebagian orang mungkin masih bertanya-tanya seperti apakah tren arsitektur – interior di tahun ini. Yang harus dimengerti adalah arsitektur bukanlah baju atau fashion yang sifatnya temporer, yang bisa dengan mudahnya diganti jika kita sudah tidak menyukainya.
Menurut arsitek Yu Sing, tren dalam arsitektur sebenarnya memiliki sifat sementara, yang hanya berlangsung sesaat. Ini karena arsitektur atau bangunan akan berdiri dalam jangka waktu yang lama. Bandingkan dengan proses yang berlangsung sebelum karya arsitektur berdiri. Dari proses perencanaan, perancangan hingga pelaksanaan yang memakan waktu beragam. Bisa memakan waktu 6 bulan, atau bahkan mungkin hingga 2 tahun.
Bayangkan jika sebuah karya arsitektur harus mengikuti tren atau perubahan yang senantiasa berganti menjelang pergantian tahun. Belum juga selesai tahap pelaksanaan bangunannya, sudah berganti trennya.
Lebih lanjut dikatakan oleh Yu Sing, dalam konteks arsitektur rumah tinggal, menerapkan karakteristik dan keunikan masing-masing pemilik rumah terhadap arsitektur rumahnya merupakan pilihan yang lebih tepat ketimbang sekadar mengikuti tren. Desain sebuah rumah tinggal sejatinya tidak bisa disamakan satu dengan yang lain.
Sebuah rumah didesain dengan mengedepankan kebutuhan pribadi masing-masing penghuni.
Terkait dengan desain terkini, isu pemanasan global yang merebak akhir-akhir ini hendaknya tidak hanya menjadi wacana semata. Hemat energi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, selayaknya menjadi panduan sejak awal merencanakan desain rumah tinggal.
Aspek-aspek terkait dengan penghematan energi terhadap desain sebuah rumah tinggal, harus benar-benar diikuti, sebagai langkah awal penyelamatan bumi tercinta. Menciptakan desain rumah yang murah biaya pembangunannya tak ada salahnya diikuti. Semakin murah biaya untuk membangun, semakin banyak uang yang bisa disisihkan untuk perbaikan lingkungan lainnya yang lebih besar atau untuk kepentingan kemanusiaan lainnya. Walaupun sebetulnya mampu, tidak ada salahnya untuk berhemat dan mengurangi sedikit saja kemewahan nilai rumah tinggal.
Seandainya saja setiap rumah (mewah) dapat mengurangi dan menyisihkan 10-25% dari nilai rumahnya bagi kepentingan lingkungan atau masyarakat yang kurang mampu, tentunya lingkungan hidup sehari-hari akan menjadi semakin indah dan nilainya menjadi jauh lebih besar daripada kemewahan yang didapatkan tanpa menyisihkan sebagian biayanya.
Bukankah kota tempat kita hidup akan semakin indah dan menyenangkan untuk dihidupi bila kerusakan-kerusakan lingkungan yang telah ada dapat diperbaiki sedikit demi sedikit? Semakin murah aplikasinya, maka akan semakin berkelanjutan dan lebih besar dampaknya terhadap bumi ini. Dengan biaya yang murah, akan semakin banyak orang yang mampu mengaplikasikan arsitektur berkelanjutan, dan itu secara otomatis mempercepat proses penyembuhan bumi yang sedang sakit ini.
Selain itu adanya pencahayaan dan penghawaan alami adalah sebagai syarat mutlak desain rumah tinggal. Membuat banyak bukaan, ventilasi silang, menyediakan ruang terbuka dan menanam pohon peneduh adalah salah satunya.