
Membuka pintu dan kemudian memasuki rumah ini, yang kita jumpai pertama adalah ruang keluarga yang sekaligus digunakan untuk ruang baca karena semua anggota keluarga ini sangat menyukai kegiatan membaca. Sehingga perabot yang nampak adalah sebuah lemari panjang yang berisi buku-buku. Rak buku inilah yang sangat dominan didalam ruang ini. Selain itu, rak buku ini sangat mulitifungsi, karena selain digunakan untuk menyimpan buku, juga digunakan untuk rak TV . Perabot ini memiliki ukuran yang kompak atau sangat sesuai dengan ukuran ruangnya. Keluarga ini juga meletakkan perabot kursi ruang duduk yang nyaman sesuai fungsinya. Dengan fungsi utama sebagai ruang keluarga, maka kursi yang akan digunakan juga dapat dipakai untuk menonton TV. Selain itu ditambahkan sofa bed sebagai tempat nonton TV yang nyaman.
Sebuah taman sengaja diletakkan ditengah ruang keluarga, difungsikan sebagai sirkulasi udara. Karena praktis dengan ukuran yang kecil, kebutuhan untuk bukaan jendela pastinya tidak akan tercapai. Selain itu taman ditengah ini, mampu memenuhi kebutuhan cahaya untuk menerangi ruang keluarga ini.
Tetapi pada rumah ini tidak. Kamar mandi diletakkan didekat ruang keluarga agar bisa diakses oleh semua anak-anak pasangan ini. Suami istri pemilik rumah ini menilai, anak perlu memiliki kamar sendiri karena sarat dengan kepentingan pribadi (private). Akan tetapi karena lahan tidak memungkinkan, keluarga yang mempunyai 4 orang putri ini, membagi kamar tidur untuk anak-anaknya masing-masing diisi 2 orang.
Dua anak yang telah dewasa menempati kamar tidur dengan desain kamar tidur tipikal remaja. Dengan lemari model tanam yang memanfaatkan lahan depan rumah, membuat kamar anak ukuran 3x3m ini terlihat lapang. Desain pintu lemari pun unik.
Sedangkan kamar tidur anak yang lebih kecil, didesain lebih childish. Misalnya, keinginan anak untuk menepel sesuatu, seperti gambar atau lainnya. Kamar memberikan peluang untuk berekspresi atas semua keinginan dan ide dasarnya. Kamar dengan luas yang terbatas, dapat ditata dengan apik sehingga semua keinginan dapat terakomondasikan.
Ruang tidur utama ini, semua perabotnya didesain sehingga pas dengan ruangannya. Pemilihan warna cerah untuk furniture juga sangat tepat, karena tidak membuat “berat atau sumpek” kesan ruang. Karena itu, selain matras atau kasur yang memenuhi standard ergonomis, elemen-elemen lain juga sangat diperhatikan untuk membangun suasana yang dibutuhkan. Headboard biasanya menjadi kesatuan dengan tempat tidur dan diletakkan di tepi bagian kepala.
Headboard, yang fungsi utamanya menjadi sandaran, tidak harus menjadi bagian tempat tidur.. Yakni menjadi unsur yang menyatukan nakas dan lighting. Kesan gagah tapi tetap sejuk tetap dapat diciptakan.
Pada area ini juga memperhatikan sirkulasi (jalannya udara) dengan kenyamanan tersendiri, yaitu dengan mengoptimalkan pencahayaan menggunakan ruang terbuka berupa jendela maupun pintu. Berikut pemilik rumah dr. Agustini Rizky Dhiniharia bersama dengan putri bungsunya Heidy Lila Devianti.
Naskah : Rudy Dew
Foto : Bambang Trinugroho
Lokasi : Pandean III/27 Surabaya